Kamis, 06 Agustus 2009

15 JENIS HANTU YANG SERING MENAMPAKAN DIRI DI INDONESIA

Situs Wikipedia mencatat sedikitnya ada 15 jenis hantu yang dikenal dalam mitos orang Indonesia. Selain ke-15 tersebut, ada dua lagi jenis hantu yang luput tercatat: suster ngesot dan begu ganjang. Yang terakhir adalah hantu peliharaan yang dipercaya oleh banyak orang Batak hingga kini. Selama puluhan tahun pers sering memberitakan di berbagai daerah di Sumut tentang begu ganjang; umumnya orang yang dituduh memelihara begu ganjang akan diusir dari kampungnya, dan bahkan dihakimi oleh massa.
Blog Berita menulis satu berita tahun lalu, di Kecamatan Laguboti, Kabupaten Tobasa, warga pernah mencurigai seorang kakek sebagai pemelihara begu ganjang. Warga memanggil dukun anti-begu dari luar kota untuk membuktikan tudingan mereka, tapi eksekusi supranatural itu tidak jadi terlaksana karena si kakek tidak mau dipertemukan dengan dukun.

Berikut macam-macam hantu ala Indonesia yang dimuat Wikipedia:

1. Kuntilanak
2. Sundel bolong
3. Tuyul
4. Pocong
5. Genderuwo
6. Kemangmang
7. Wewe
8. Orang bunian
9. Siluman
10. Leyak
11. Rangda
12. Jin
13. Jenglot
14. Babi ngepet
15. Ipri

Beberapa dari jenis hantu ini telah difilmkan dalam berbagai versi, baik di layar tivi maupun bioskop. Mulai kuntilanak, sundel bolong, tuyul, pocong, siluman, hingga kisah-kisah jin. Tidak hanya Indonesia, negara Malaysia pun beberapa kali bikin film kuntilanak, yang menurut istilah di sana disebut sebagai pontianak.

Film Indonesia tentang kuntilanak

* Terowongan Casablanca (Kuntilanak Merah) (2007)
* Kuntilanak (2006), karya Rizal Mantovani
* Kuntilanak (1962), dibintangi oleh Ateng

Film Malaysia tentang kuntilanak alias pontianak

* Pontianak Gua Musang
* Anak Pontianak (1958)
* Pontianak Kembali (1963)
* Pontianak Harum Sundal Malam (2004)
* Pontianak Harum Sundal Malam 2 (2005)

Jin sendiri dipercayai keberadaannya dalam agama Islam. Sama seperti manusia, jin juga punya nyawa. Bila manusia diciptakan dari tanah, maka jin dijadikan dari api. “Dan kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas,” (QS Al-Hijr 15:27). Sementara malaikat diciptakan dari cahaya. Masih menurut Wikipedia, jin dapat memasuki tubuh seseorang. Indikasi orang yang dimasuki jin adalah:

Gejala waktu terjaga

* Badan terasa lemah, loyo, dan tidak ada gairah hidup.
* Berat dan malas untuk beraktivitas, terutama untuk beribadah kepada Allah.
* Banyak mengkhayal dan melamun, senyum dan bicara sendiri.
* Tiba-tiba menangis atau tertawa tanpa sebab.
* Sering merasa ada getaran, hawa dingin, atau panas, kesemutan, berdebar, dan sesak nafas saat membaca Al-Qur’an.

Gejala waktu tidur

* Banyak tidur dan mengantuk berat, atau sulit tidur tanpa sebab.
* Sering mengigau dengan kata-kata kotor.
* Melakukan gerakan-gerakan aneh, seperti mengunyah dengan keras sampai beradu gigi.
* Sering bermimpi buruk dan seram atau seakan-akan jatuh dari tempat yang tinggi.
* Bermimpi melihat binatang-binatang seperti ular, kucing, anjing, singa, serigala yang seakan-akan menyerangnya.
* Bermimpi ditemui jin yang mengaku arwah nenek moyang atau tokoh tertentu.
* Saat tidur merasa seperti ada yang mencekik lehernya atau menggelitikinya dan menendangnya.


KUNTILANAK

Dalam folklor Melayu, sosok kuntilanak digambarkan dalam bentuk wanita
cantik yang punggungnya berlubang. Kuntilanak digambarkan senang meneror penduduk kampung untuk menuntut balas. Kuntilanak sewaktu muncul selalu diiringi harum bunga kamboja. Konon laki-laki yang tidak berhati-hati bisa dibunuh sesudah kuntilanak berubah
wujud menjadi penghisap darah.
Kuntilanak juga senang menyantap bayi dan melukai wanita hamil.Dalam cerita seram dan film horor di televisi Malaysia, kuntilanak digambarkan membunuh mangsa dengan cara menghisap darah di bagian tengkuk, seperti vampir.Agak berbeda dengan gambaran menurut tradisi Melayu, kuntilanak menurut tradisi Sunda tidak memiliki lubang di punggung dan hanya mengganggu dengan penampakan saja.Jenis yang memiliki lubang di punggung sebagaimana deskripsi di atas disebut sundel bolong. Kuntilanak konon juga menyukai pohon tertentu sebagai tempat "bersemayam", misalnya waru yang tumbuh condong ke samping (populer disebut "waru doyong").

Kepercayaan penangkalan

Berdasarkan kepercayaan dan tradisi masyarakat Jawa, kuntilanak tidak akan mengganggu wanita hamil bila wanita tersebut selalu membawa paku, pisau, dan gunting bila bepergian ke mana saja. Hal ini menyebabkan seringnya ditemui kebiasaan meletakkan gunting, jarum dan pisau di dekat tempat tidur bayi.Menurut kepercayaan masyarakat Melayu, benda tajam seperti paku bisa menangkal serangan kuntilanak. Ketika kuntilanak menyerang, paku ditancapkan di lubang yang ada di belakang leher kuntilanak. Sementara dalam kepercayaan masyarakat Indonesia lainnya, lokasi untuk menancapkan paku bisa bergeser ke bagian atas ubun-ubun kuntilanak.

Kepercayaan akan adanya kuntilanak atau sundel bolong sangat sering dijadikan sebagai bahan urban legend serta sinema.
Berikut adalah beberapa film yang dibuat dengan inspirasi dari kuntilanak:

* Film Indonesia

o Terowongan Casablanca (Kuntilanak Merah) (2007) (Indika Entertainment)
o Kuntilanak (2006) karya Rizal Mantovani
o Kuntilanak (1974; dibintangi dan disutradarai oleh Ratno Timoer)
o Kuntilanak (1962), dibintangi oleh Ateng
o Sundel Bolong, dibintangi oleh Suzanna
* Film Malaysia
o Pontianak Gua Musang
o Anak Pontianak (1958)
o Pontianak Kembali (1963)
o Pontianak Harum Sundal Malam (2004)
o Pontianak Harum Sundal Malam 2 (2005)

SUNDEL BOLONG

Sundel bolong dalam mitos hantu Indonesia digambarkan dengan wanita berambut panjang dan bergaun panjang warna putih. Digambarkan pula terdapat bentukan bolong di bagian punggung yang sedikit tertutup rambut panjangnya sehingga organ-organ tubuh bagian perut terlihat. Dimitoskan hantu sundel bolong mati karena diperkosa dan melahirkan anaknya dari dalam kubur. Biasanya sundel bolong juga diceritakan suka mengambil bayi-bayi yang baru saja dilahirkan.
Perwujudan ini sangat kuat digambarkan dalam film horor Indonesia tahuan 80-an dimana banyak diperankan oleh aktris kawakan Suzanna.

Legenda Sundel bolong

Legenda Sundel Bolong mengisahkan mengenai seorang penari ronggeng, Imah ,
yang memutuskan untuk berhenti menari ronggeng. Ia dan suaminya, Sarpah, memutuskan berpindah ke dusun lain di mana Sarpah bekerja di perkebunan teh milik seorang juragan, Danapati yang psikopat. Danapati yang suka bermain perempuan ternyata menyukai Imah. Ketika Sarpah berangkat ke Sumatera atas perintahnya, Danapati dan orang-orang suruhannya berhasil memperkosa Imah. Ketika Sarpah pulang, Imah berusaha menutupi kejadian yang menimpanya.Di saat yang sama, mulai muncul banyak terjadi pembunuhan dengan luka di punggung mayat yang sudah bolong. Dalam keresahan, warga mencari pelaku pembunuhan itu dan teror sundel bolong pun mulai menghantui.

TUYUL

Tuyul adalah makhluk yang sering ditampilkan dalam cerita fiksi Indonesia. Dalam berbagai film atau gambar tuyul digambarkan sebagai makhluk halus berwujud anak kecil yang kerdil,
perawakannya gundul, dan suka mencuri. Tuyul juga kadang-kadang digambarkan bekerja pada seorang majikan manusia untuk alasan tertentu. Adapun tuyul digambarkan mempunyai sifat seperti anak-anak normal biasa dimana dia harus mencari induk semang sebagai ibu kandungnya.Dia digambarkan sebagai bayi yang mati baru beberapa bulan lalu dibangkitkan oleh dukun sebagai tuyul untuk tujuan-tujuan tertentu yang tidak baik.Tuyul adalah salah satu folklore dari pulau jawa disamping kuntilanak,genderuwo,banaspati,dsb.Tuyul mempunyai sifat yang sama dengan balita pada umumnya.Dalam berbagai macam film tuyul dijelaskan sebagai sebuah roh suruhan dari induknya guna mencari kekayaan dengan cara mencuri dari orang-orang kaya atau yang disuruh induk semangnya

POCONG

Penggambaran pocong bervariasi. Dikatakan, pocong memiliki wajah berwarnah hijau dengan mata yang kosong. Penggambaran lain menyatakan, pocong berwajah rata dan memiliki lubang mata berongga atau tertutup kapas dengan wajah putih pucat. Mereka yang percaya akan adanya hantu ini beranggapan, pocong merupakan bentuk protes dari si mati yang terlupa dibuka ikatan kafannya sebelum kuburnya ditutup.

Meskipun pocong dalam film sering digambarkan bergerak melompat-lompat, mitos tentang pocong malah menyatakan pocong bergerak melayang-layang. Hal ini bisa dimaklumi, sebab di film-film pemeran pocong tidak bisa menggerakkan kakinya sehingga berjalannya harus melompat-lompat.Keadaan ini pula yang menimbulkan suatu pernyataan yang biasa dipakai untuk membedakan pocong asli dan pocong palsu di masyarakat:“Lihat saja cara berjalannya. Bila berjalannya melompat-lompat, lempar saja dengan batu, pasti akan teriak-teriak. ”

Kepercayaan akan adanya hantu pocong hanya berkembang di Indonesia, terutama di Jawa dan Sumatera. Walaupun penggambarannya mengikuti tradisi muslim,umat beragama lain pun ternyata dapat mengakui eksistensi hantu ini.

GENDERUWO

Genderuwo adalah makhluk halus yang menyerupai kera tapi berbadan tinggi dan besar, makhluk ini suka tinggal di pepohonan, sepeti pohon beringin dan pohon-pohon besar lainnya karena wujudnya yang seperti kera raksasa.Genderuwo tidak dapat dilihat oleh orang biasa tapi pada saat tertentu dia mau menampakkan dirinya

HANTU KEMANGMANG

Konon, jin jenis ini biasa menampakkan diri dalam wujud seekor katak raksasa, dengan tengkuk membawa api berkobar-kobar. Api inilah yang bisa membakar apa saja....Istilah Kemangmang mungkin sudah tercetus sejak berabad-abad silam. Dia dipercaya sebagai makhluk yang berada dalam lingkup alam gaib. Termasuk bangsa jin.Berbeda dengan jenis jin lain yang punya karakter dan bentuk penampakkannya menyerupai fisik manusia, Kemangmang wujud penampakkan fisiknya disebutkan berupa sosok katak air dalam ukuran jumbo. Setidaknya, kepercayaan semacam ini tumbuh subur di kalangan masyarakat Pantura, Jawa Barat, khususnya di daerah Indramayu dan sekitarnya.

Selain ukurannya ratusan kali lipat dari ukuran katak air atau Bangkong biasa yang hanya sekepalan tangan orang dewasa, pada bagian antara kepala dengan punggung, atau persisnya di sekitar tengkuk Kemangmang, akan muncul api yang berkobar-kobar.

Api pada tengkuk Kemangmang ini bukan halusinasi ataupun hanya api fatamorgana, melainkan api yang sanggup membakar kayu-kayu kering. Konon dengan sebab ini, di sejumlah lokasi rawa-rawa dan pertambakan di wilayah Pantai Utara Jawa Barat, kerap terjadi insiden kebakaran hutan mangrove (bakau) yang, Banyak yang menduga kebakaran ini akibat ulah Kemangmang.

Uniknya lagi, api pada tengkuk Kemangmang ini tidak akan padam walau terkena air sekalipun. Tiap kali muncul ke permukaan air rawa, scara spontanitas api pada tengkuknya akan berkobar-kobar.

Sama seperti makhluk gaib pada umumnya, jin berwujud katak raksasa ini tidak pernah berani muncul pada siang hari. Kemangmang hanya melakukan penampakkan pada malam hari, khusus di sekitar areal rawa yang jauh dari pemukiman.

Karena keganasannya yang dapat membinasakan manusia akibat kobaran apinya, tak heran bila berpuluh-puluh tahun silam, keberadaan Kemangmang menjadi momok di kalangan penggembala kerbau di kawasan Pantura, khusus di wilayah pedesaan Kabupaten Indramayu.

Para penggembala kerbau ketika itu selalu mencari lokasi yang subur rerumputannya, disertai genangan air melimpah. Pasalnya, kerbau termasuk binatang darat yang tidak tahan sengatan panas matahari sehingga harus sering berkubang.

Untuk memenuhi selera binatang ternaknya, para penggembala kerbau terpaksa tinggal berhari-hari di areal rawa-rawa. Mereka inilah yang kerap menyaksikan fenomena penampakkan Kemangmang, dengan api pada tengkuknya yang berkobar-kobar.

Dalam suasana gelap, penggembala kerap kali dikejutkan oleh munculnya kobaran api di tengah-tengah rawa yang tergenang air dalam radius puluhan hektare. Api ajaib ini berkobar-kobar sesaat di permukaan air lalu hilang. Tidak berapa lama, kobaran itupun muncul lagi di tempat yang berbeda. Fenomena mistik ini terus-menerus berlangsung selama beberapa belas menit.

Apa yang diburu Kemangmang dalam kemunculannya di tengah rawa, sampai hari ini belum ada jawaban yang pasti. Sebab jenis makanan apa yang disukainyapun masih misterius.

Jin Kemangmang ini konon hanya muncul dan bermain-main dengan kobaran apinya di permukaan rawa. Tapi, sesekali makhluk halus ini menebar malapataka bagi manusia.

Sebelum areal rawa diubah menjadi petakan empang bandeng dan tambak udang, masyarakat yang mukim di sekitar pantai utara Indramayu sudah cukup akrab dengan penampakkan jin Kemangmang. Bahkan, sampai saat inipun disebutkan jin dalam wujud katak raksasa dengan tengkuk menyala-nyala itu masih muncul sewaktu-waktu, terutama di lokasi yang jauh dari pemukiman penduduk.

Uniknya lagi, keberadaan kemangmang, di satu sisi kerap dinantikan, karena sebagai isyarah atau petunjuk kemakmuran pangan di desa setempat. Namun disisi lain, tidak ada seorang pun yang berharap akan bertemu dengannya, karena jika apes, bukan hanya cidera. Bahkan nyawapun jadi taruhannya.

Setidaknya, hal seperti itu dialami dua orang penggembala kerbau di areal rawa-rawa Blok Rawa Tengkele, Desa Krimun, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Carkiman, 23 tahun, warga Genteng, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, bersama teman seprofesi Tarim (45 tahun), yang tinggal di desa tetangga dengan Carkiman, dapat dicatat sebagai saksi mata yang menyatakan kalau Kemangmang memang masih ada.

Peristiwanya terjadi waktu Carkiman bekerja sebagai buruh gembala kerbau pada juragan di desanya. Statusnya hanya pawongan atau buru gembala kerbau milik H. Ridwan. Carkiman mendapatkan tugas menggembalakan sepuluh ekor kerbau berbagai jenis kelamin dan usia.

Upah jasa sebagai buruh gembala kerbau bukan berupa uang cash, melainkan berupa gabah tiap usai panen musim rendeng. Untuk mendapatkan lokasi yang cocok bagi binatang gembalanya, Carkim memilih menetap di sekitar rawa-rawa Blok Rawa Tengkele, berlokasi di luar wilayah desa tempatnya tongga;.

Di tempat itu tidak hanya dia sendiri. Beberapa buruh gembala kerbau lainnya pun menetap di lokasi yang sama. Sehingga puluhan ekor kerbau memenuhi kawasan rawa-rawa tersebut.

Dari sejumlah buruh gemgala kerbau yang ada, Tarim merupakan penggembala yang paling ramah serta sangat akrab dengan Carkim. Sama seperti halnya Carkiman, pria paruh baya itupun hanya berstatus buruh gembala.

Malam itu di kawasan rawa masih gerimis sisa hujan tadi siang. Carkiman dan Tarim sepakat tidur bersama dalam gubuk milik H. Ridwan. Sore menjelang Maghrib, Tarim baru kembali dari rumah majikannya buat mengambil perbekalan. Dalam kantung kresek warna hitam yang dibawanya terisi penuh gula, kopi, rokok dan makanan kering.

Carkiman yang sudah kehabisan perbekalan, merasa bersyukur lantaran temannya selalu membuka tangan untuk saling menolong dalam hal akomodasi.

Tanpa mengenal jam dan waktu, dua teman karib yang beda usia itupun duduk bersila di atas tikar pandan di lantai gubuk yang lembab. Dua cangkir kopi masih mengepulkan asap dengan baunya yang gurih. Ditingkahi kepulan asap rokok keretek murahan dari lubang mulut keduanya.

Untuk mengisi malam, Tarim paling banyak bicara. Dia dengan bangganya menceritakan setumpuk pengalaman sepanjang kariernya sebagai penggembala kerbau.

Selain pengalaman manis dan pengalaman pahit dalam hal ekonomi, sebagian di antaranya berkaitan dengan pengalaman mistis yang sangat mencekam.

Selama puluhan tahun menggembala kerbau dan bermukim dari rawa yang satu ke rawa yang lainnya, sudah tidak terhitung dia menemukan pengalaman mistis.

Menurut Tarim, ada beberapa jenis makhluk halus yang biasa bermukim di sekitar rawa. Namun dari sekian jenis makhluk halus penghuni rawa, Kemangmang-lah yang paling ganas dan berbahaya.

Di saat menjelaskan sepak terjang Kemangmang yang mengerikan dan berbahaya itu, di kejauhan tiba-tiba terdengar suara anjing dalam jumlah banyak. Bukan hanya menyalak dan mengeram, bahkan ada juga yang melolong panjang seakan tengah mengundang makhluk halus agar datang di tempat itu.

Saat itulah, sekitar seratus meter di depan gubuk, tepatnya di tengah genangan air rawa, tiba-tiba terlihat api berkobar. Kobaran api itu muncul sesaat, lalu kembali menghilang.

"Masya Allah, kita bakal celaka, Car!" Pekik Tarim, risau. Wajahnya yang semua ceria mendadak berubah tegang.

"Celaka? Apa maksud Mang Tarim?" Carkiman terbengong.

"Barusan kamu melihat kobaran api di tengah air rawa kan?" Tarim balik bertanya.

"Ya, saya melihatnya. Memangnya itu api apaan sih, Mang?"

Tubuh Tarim bergetar hebat. Bibirnyapun bergetar. Begitu pun suara yang keluar dari celah bibirnya bergetar dan terbata-bata, "I...i...itulah...itulah yang barusan saya ceritakan. Itu...itu api kemangmang, Car!" Urai Tarim.

Jantung Carkiman nyaris saja copot setelah mendengar penjelasan Tarim. Ternyata Kemangmang itu wujudnya kobaran api yang tidak padam terkena air.

Lalu Tarim membenamkan rokoknya ke dalam lantai gubuk yang lembab, sekaligus meminta Carkiman untuk mematikan rokoknya. Konon, Kemangmang sangat sensitif terhadap cahaya walau sekecil apapun. Diceritakan, jika sudah melihat cata, makhluk itu langsung mengejar ke sumber cahaya tersebut.

Tanpa diminta dua kali, Carkiman kontan melumatkan bara rokoknya ke atas lantai hingga padam seketika.

Tidak berapa lama pula, kobaran api aneh itu muncul di permukaan air rawa, bahkan hanya berjarak beberapa meter di depan gubuk. Rupanya makhluk itu sudah melihat cahaya rokok dalam radius ratusan meter tadi.

Baik Carkiman maupun Tarim langsung memanjatkan doa kepada Tuhan supaya makhluk itu tidak menyerang. Tapi, belum selesai memanjatkan doa-doanya, kobaran api berikut sosok katak sebesar kambing gibas secara cepat melompat dari dalam air dan menerjang ke arah Carkiman dan Tarim.

Menyadri datangnya bahaya, Tarim menyeret lengan Carkiman sekaligus menerobos ke samping gubuk. Baru saja keduanya bergulingan di atas tanah becek, Kemangmang sudah menggempur ke dalam gubuk.

Gubuk yang terbuat dari anyaman bambu itupun secara cepat terbakar, menciptakan sinar merah kekuningan. Dari dalam kobaran api gubuk melesatlah Kemangmang tertuju ke arah keduanya.

Sekuat tenaga, baik Carkiman maupun Tarim mempercepat larinya. Hanya mengandalkan cahaya bulan yang remang-remang, keduanya lari pontang-panting di antara rumpun belukar.

Setelah jatuh puluhan kali, baru keduanya menarik nafas lega. Keduanya bersyukur karena tidak sampai dibakar oleh Kemangmang. Malam itu keduanya tidur di tempat lain yang jauh dari rawa.

Keesokan paginya, barulah keduanya mendatangi tempatnya kejadian semalam. Ternyata, di gubuk yang tersisa hanyalah puing-puing hitam sisa arang gubuk.

Demikianlah sekilas cerita mengenai keganasan Kemangmang. Hantu jenis ini, di tempat lain bisa jadi juga ada. Hanya, namanya yang pasti berbeda.

WEWE GOMBEL

Wewe Gombel adalah sebuah istilah dalam tradisi Jawa yang berarti roh jahat atau hantu yang suka mencuri anak-anak, tapi tidak mencelakainya. Konon anak yang dicuri biasanya anak-anak yang ditelantarkan dan diabaikan oleh orang tuanya. Wewe Gombel biasanya akan menakut-nakuti orang tua si anak atas sikap dan perlakuannya kepada anaknya sampai mereka bila mereka telah sadar, Wewe Gombel akan mengembalikan anaknya.

Menurut cerita, Wewe Gombel adalah roh dari seorang wanita yang meninggal bunuh diri lantaran dikejar masyarakat karena telah membunuh suaminya.Peristiwa itu terjadi setelah suami dari wanita itu berselingkuh dengan wanita lain. Sang suami melakukan hal itu karena istrinya tak bisa memberikan anak yang sangat diharapkannya. Akhirnya ia dijauhi dan dibenci suaminya lalu dikucilkan sampai menjadi gila dan gembel. disebut Wewe gombel karena kejadian ini terjadi di daerah Semarang. Jika kita berkendaraan dari arah jatingaleh ke arah banyumanik, maka akan terlihat bekas iklan bir bintang. Di situlah konon letak lokasi wewe gombel berada. Beberapa orang menyebutkan bahwa lokasi tersebut adalah lokasi kerajaan hantu. Menurut cerita itu pula, hal itu yang menyebabkan sebuah hotel yang terletak di dalam lokasi bukit gombel menjadi bangkrut.

ORANG BUNIAN

Orang bunian adalah sejenis makhluk halus yang dikenal di wilayah Minangkabau, Sumatera Barat. Bentuknya menyerupai manusia, tinggal di tempat-tempat sepi, di rumah-rumah kosong yang telah ditinggal penghuninya.

Istilah ini dikenal di wilayah Istilah orang bunian juga terkadang dikaitkan dengan istilah dewa di Minangkabau, pengertian dewa dalam hal ini sedikit berbeda dengan pengertian dewa dalam agama-agama Hindu maupun Buddha. Dewa dalam istilah Minangkabau berarti sebangsa makhluk halus yang tinggal di hutan atau di rimba, di pinggir bukit, di dekat pekuburan. Biasanya bila hari menjelang maghrib di pinggir bukit akan tercium sebuah aroma yang biasa dikenal dengan nama masakan dewa atau samba dewa. aromanya mirip bau kentang goreng. Hal ini boleh ditanyakan langsung kepada masyarakat Minangkabau. Satu hal lagi, dewa lebih dikonotasikan bergender perempuan, yang cantik rupawan, bukan laki-laki seperti persepsi yang umum di agama lain. Selain itu,masyarakat juga meyakini bahwa ada peristiwa orang hilang disembunyikan dewa; ada juga istilah orang dipelihara dewa, yang semenjak bayi sudah dilarikan oleh dewa. cerita ini masih masyhur sampai sekarang.

SILUMAN

Siluman dalam folklor Indonesia merupakan makhluk halus yang tinggal dalam komunitas dan menempati suatu tempat. Mereka melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari layaknya manusia biasa. Mereka juga mengenal peradaban. Siluman dapat berasal dari manusia biasa yang kemudian meninggalkan alam kasar atau setelah orang meninggal ruhnya masuk dalam masyarakat itu, atau memang sudah merupakan makhluk halus sejak awalnya. Pertemuan antara manusia dengan siluman seringkali menjadi bagian dari cerita-cerita misteri yang digemari. Siluman dikenal pula sebagai orang bunian dalam tradisi masyarakat Sumatera. Mitos tentang Kanjeng Ratu Kidul merupakan satu mitos tentang masyarakat siluman yang sangat dikenal suku-suku di Jawa, bahkan digunakan sebagai legitimasi kekuasaan raja-raja pewaris Mataram.

Beberapa mitos tentang siluman lain:

* Siluman Rawa Lakbok
* Moksanya Prabu Siliwangi dan pengikut-pengikutnya di Gunung Gede
* Masyarakat penghuni Gunung Merapi (konon dipimpin oleh Sunan Merapi) dan Gunung Lawu (konon dipimpin oleh Sunan Lawu)

LEAK

Dalam mitologi Bali, Leak adalah penyihir jahat. Le artinya penyihir dan ak artinya jahat. Leak hanya bisa dilihat di malam hari oleh para dukun pemburu leak. Di siang hari ia tampak seperti manusia biasa, sedangkan pada malam hari ia berada di kuburan untuk mencari organ-organ dalam tubuh manusia yang digunakannya untuk membuat ramuan sihir. Ramuan sihir itu dapat mengubah bentuk leak menjadi seekor harimau, kera, babi atau menjadi seperti Rangda. Bila perlu ia juga dapat mengambil organ dari orang hidup.

Kepercayaan
Diceritakan juga bahwa Leak dapat berupa kepala manusia dengan organ-organ yang masih menggantung di kepala tersebut. Leak dikatakan dapat terbang untuk mencari wanita hamil, untuk kemudian menghisap darah si bayi yang masih di kandungan. Ada tiga leak yang terkenal. Dua di antaranya perempuan dan satu laki-laki.

Menurut kepercayaan orang Bali, Leak adalah manusia biasa yang mempraktekkan sihir jahat dan membutuhkan darah embrio agar dapat hidup. Dikatakan juga bahwa Leak dapat mengubah diri menjadi babi atau bola api, sedangkan bentuk Leyak yang sesungguhnya memiliki lidah yang panjang dan gigi yang tajam. Beberapa orang mengatakan bahwa sihir Leak hanya berfungsi di pulau Bali, sehingga Leak hanya ditemukan di Bali.

Apabila seseorang menusuk leher Leak dari bawah ke arah kepala pada saat kepalanya terpisah dari tubuhnya, maka Leak tidak dapat bersatu kembali dengan tubuhnya. Jika kepala tersebut terpisah pada jangka waktu tertentu, maka Leak akan mati.

Topeng leak dengan gigi yang tajam dan lidah yang panjang juga terkadang digunakan sebagai hiasan rumah.

RANGDA

Rangda adalah ratu dari para leak dalam mitologi Bali. Makhluk yang menakutkan ini diceritakan sering menculik dan memakan anak kecil serta memimpin pasukan nenek sihir jahat melawan Barong, yang merupakan simbol kekuatan baik.

Diceritakan bahwa kemungkinan besar Rangda berasal dari ratu Manendradatta yang hidup di pulau Jawa pada abad yang ke-11. Ia diasingkan oleh raja Dharmodayana karena dituduh melakukan perbuatan sihir terhadap permaisuri kedua raja tersebut. Menurut legenda ia membalas dendam dengan membunuh setengah kerajaan tersebut, yang kemudian menjadi miliknya serta milik putra Dharmodayana, Erlangga. Kemudian ia digantikan oleh seseorang yang bijak. Nama Rangda berarti juga janda.

Rangda sangatlah penting bagi mitologi Bali. Pertempurannya melawan Barong atau melawan Erlangga sering ditampilkan dalam tari-tarian. Tari ini sangatlah populer dan merupakan warisan penting dalam tradisi Bali. Rangda digambarkan sebagai seorang wanita dengan rambut panjang yang acak-acakan serta memiliki kuku panjang. Wajahnya menakutkan dan memiliki gigi yang tajam.

JIN

Jin (bahasa arab : جن ) secara harfiah berarti sesuatu yang berkonotasi "tersembunyi" atau "tidak terlihat". Dalam Islam dan mitologi Arab pra-Islam, jin adalah salah satu ras mahluk yang tidak terlihat dan diciptakan dari api.
Jin dalam Mitologi Arab pra-Islam

Dalam anggapan orang-orang sebelum Islam datang, Jin dianggap sebagia makhluk keramat, yang harus disembah dan dihormati. Para orang pada masa tersebut menggambarkannya dalam bentuk patung sesembahan mereka.

[sunting] Jin dalam Islam

“Dan kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS Al-Hijr 15:27).

Dalam Islam, makhluk ciptaan Allah dapat dibedakan antara yang bernyawa dan tak bernyawa. Di antara yang bernyawa adalah jin. Kata jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan, yang berarti istitar (tersembunyi).

Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus, sedangkan syetan ialah setiap yang durhaka dari golongan jin, manusia atau hewan.

Dinamakan jin, karena ia tersembunyi wujudnya dari pandangan mata manusia. Itulah sebabnya jin dalam wujud aslinya tidak dapat dilihat mata manusia. Kalau ada manusia yang dapat melihat jin, maka jin yang dilihatnya itu adalah jin yang sedang menjelma dalam wujud makhluk yang dapat dilihat mata manusia biasa.

“Sesungguhnya ia (jin) dan pengikut-pengikutnya melihat kalian (hai manusia) dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS Al-A’raf 7:27).

Tentang asal kejadian jin, Allah menjelaskan, kalau manusia pertama diciptakan dari tanah, maka jin diciptakan dari api yang sangat panas sesuai dengan ayat tersebut di atas.

Dalam ayat lain Allah mempertegas:

“Dan Kami telah menciptakan jin dari nyala api.” (QS Ar-Rahman 55:15). Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid dan Adhdhahak berkata, bahwa yang dimaksud dengan firman Allah: Dari nyala api, ialah dari api murni.

Dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas: Dari bara api. (Ditemukan dalam Tafsir Ibnu Katsir). Dalilnya dari hadits riwayat Aisyah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

“Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan(diceritakan) kepada kalian.” [yaitu dari air spermatozoa] (HR Muslim di dalam kitab Az-Zuhd dan Ahmad di dalam Al-Musnad).

Bagaimana wujud api itu, Al-Qur’an tak menjelaskan secara rinci, dan Allah pun tidak mewajibkan kepada kita untuk menelitinya secara detail.

Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Syetan memperlihatkan wujud (diri)nya ketika aku shalat, namun atas pertolongan Allah, aku dapat mencekiknya hingga kurasakan dingin air liurnya di tanganku. Kalau bukan karena doa saudaraku Nabi Sulaiman, pasti kubunuh dia.” (HR Bukhari).

[sunting] Jin dapat mengubah Bentuk

Setiap makhluk diberi Allah kekhususan atau keistimewaan tersendiri, di mana salah satu kekhususan jin ialah dapat mengubah bentuk. Misalnya jin kafir (syetan) pernah menampakkan diri dalam wujud orang tua kepada kaum Quraisy sebanyak dua kali. Pertama, ketika suku Quraisy berkonspirasi untuk membunuh Nabi Muhammad SAW di Makkah. Kedua, dalam perang Badr pada tahun kedua Hijriah. (QS Al-Anfaal 8:48).

Jin dapat beranak-pinak

Jin beranak-pinak dan berkembang-biak (lihat surat Al-Kahfi, 18:50). Tentang apakah jin bisa meninggal atau tidak, ada pendapat bahwa jin hanya berkembang biak, tetapi tidak pernah meninggal. Benar atau tidak, wa Allahu a’lam. Namun menurut hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, di mana Nabi Muhammad SAW berdo’a: “Ya Allah, Engkau tidak mati, sedang jin dan manusia mati…” (HR Bukhari 7383 – Muslim 717).

Habitat para Jin

Walaupun banyak perbedaan antara manusia dengan jin, namun persamannya juga ada. Di antaranya sama-sama mendiami bumi. Bahkan jin telah mendiami bumi sebelum adanya manusia dan kemudian tinggal bersama manusia itu di rumah manusia, tidur di ranjang dan makan bersama manusia.

Tempat yang paling disenangi jin adalah WC. Oleh sebab itu hendaknya kita berdoa waktu masuk WC yang artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari (gangguan) setan (jin) laki-laki dan setan (jin) perempuan.” (HR At-Turmudzi).

Syetan suka berdiam di kubur dan di tempat sampah. Apa sebabnya, Al-Qur’an tidak menjelaskan secara rinci. Kuburan dijadikan sebagai tempat bermeditasi oleh tukang sihir (Paranormal).

Nabi Muhammad SAW melarang kita tidur menyerupai syetan. Syetan tidur di atas perutnya (tengkurap) dan bertelanjang. Manusia yang tidur dalam keadaan bertelanjang menarik perhatian syetan untuk mempermainkan auratnya dan menyebabkan timbulnya penyakit.

Qarin

Yang dimaksud dengan qarin dalam surat Qaaf 50:27 ialah yang menyertai. Setiap manusia disertai jin yang selalu memperdayakannya. Allah berfirman, artinya: “Yang menyertai dia (qarin) berkata pula: ‘Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkan tetapi dialah (manusia) yang berada dalam kesesatan yang jauh’…” (QS Qaaf 50:27).

Manusia dan syetan qarinnya itu akan bersama-sama pada hari berhisab nanti. Dalam sebuah hadits (HR Ahmad) Aisyah ra mengatakan:

Rasulullah SAW keluar dari rumah pada malam hari, aku cemburu karenanya. Tak lama ia kembali dan menyaksikan tingkahku, lalu ia berkata: “Apakah kamu telah didatangi syetanmu?” “Apakah syetan bersamaku?” Jawabku. “Ya, bahkan setiap manusia.” Kata Nabi Muhammad SAW. “Termasuk engkau juga?” Tanyaku lagi. “Betul, tetapi Allah menolongku hingga aku selamat dari godaannya.” Jawab Nabi (HR Ahmad).

Berdasarkan hadits ini, Nabi Muhammad juga ternyata didampingi syetan. Hanya syetan itu tidak berkutik terhadapnya. Lalu bagaimana mendeteksi keberadaan jin (misalnya di rumah kita), apa tanda-tanda seseorang kemasukan jin? Tidak ada cara atau alat yang bisa mendeteksi keberadaan jin. Sebab jin dalam wujud aslinya merupakan makhluk ghaib yang tidak mungkin dilihat manusia (QS Al-A’raf 7:27).

Tidak ada manusia yang bisa melihat jin, dan jika ada manusia yang mengklaim mampu melihat jin, maka orang tersebut sedang bermasalah. Bisa jadi dia mempunyai jin warisan atau pun jin hasil dia belajar. Kemampuan ini sebetulnya dalam Islam dilarang untuk dimiliki, dan termasuk dalam kategori bekerja sama dengan jin yang menyesatkan (QS Al-Jin 72:6).

Sesungguhnya, tidak ada cara yang bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan jin. Jangan meminta bantuan orang yang mempunyai ilmu terawang. Sebab kalau kita meminta bantuannya, kita berarti telah meminta bantuan dukun musyrik yang dalam Islam merupakan dosa besar, bahkan bisa mengeluarkan seseorang dari Islam.

Keberadaan Jin

Yang bisa diketahui dalam hal ini adalah tanda-tanda keberadaan jin. Umpamanya, jin yang menampakkan diri pada seseorang di rumah atau ditempat-tempat tertentu. Atau anggota rumah/kantor yang sering kehilangan uang sementara menurut perkiraan sangat tidak mungkin ada orang yang mencuri. Atau orang sering kesurupan kalau memasuki tempat tersebut. Itu adalah bagian dari indikasi gangguan jin di tempat tersebut.

Jika sudah ada gangguan, maka Ruqyah Syar’iyyah adalah solusi islaminya. Ada pun jika tidak ada gangguan di rumah atau di tempat kita, maka pendeteksian keberadaan jin-jin jahat tak perlu dilakukan.

Demikian juga masalah deteksi jin pada diri seseorang. Tidak ada orang yang dapat melihat keberadaan jin secara pasti dalam tubuh seseorang. Kalau ada yang mengaku mampu mendeteksinya secara pasti, maka orang tersebut juga mempunyai jin yang tidak boleh dimintai bantuan.

Untuk memastikan keberadaan jin yang memasuki tubuh seseorang adalah juga dengan Ruqyah Syar’iyyah. Yaitu, terapi nabawi berupa membacakan ayat-ayat Al-Qur’an dan do’a-do’a yang ma’surat. Itulah satu-satunya cara islami yang diajarkan Islam untuk menangani segala kasus yang berhubungan dengan jin.

Indikasi orang yang dimasuki jin sebagai berikut:

* Gejala waktu terjaga, di antaranya:

1. Badan terasa lemah, loyo, dan tidak ada gairah hidup.
2. Berat dan malas untuk beraktifitas, terutama untuk beribadah kepada Allah.
3. Banyak mengkhayal dan melamun, senyum dan bicara sendiri.
4. Tiba-tiba menangis atau tertawa tanpa sebab.
5. Sering merasa ada getaran, hawa dingin, atau panas, kesemutan, berdebar, dan sesak nafas saat membaca Al-Qur’an.

* Gejala waktu tidur, di antaranya adalah:

1. Banyak tidur dan mengantuk berat, atau sulit tidur tanpa sebab.
2. Sering mengigau dengan kata-kata kotor.
3. Melakukan gerakan-gerakan aneh, seperti mengunyah dengan keras sampai beradu gigi.
4. Sering bermimpi buruk dan seram atau seakan-akan jatuh dari tempat yang tinggi.
5. Bermimpi melihat binatang-binatang seperti ular, kucing, anjing, singa, serigala yang seakan-akan menyerangnya.
6. Bermimpi ditemui jin yang mengaku arwah nenek moyang atau tokoh tertentu.
7. Saat tidur merasa seperti ada yang mencekik lehernya atau menggelitikinya dan menendangnya.

MENYIBAK MITOS GOA,PERUT BUMI KARANG BOLONG

Tulisan ini pernah dimuat di Rubrik Petualangan Majalah MATRA Edisi Desember 2002 ditulis oleh Saleh dan diedit oleh Latief

Meski dihantui mitos siluman ular dan buaya putih, para cavers (penelusur gua) Mapala UI tetap nekad mengobok-obok kawasan karst Karang Bolong, Jawa Tengah. Tiga anggota putrinya terjebak lumpur!
M. Saleh Jasape, anggota ekspedisi, menuliskan kisahnya, khusus kepada MATRA.

Pagi itu, suasana di mulut Gua Kendalisada terkesan angker. Bekas-bekas bakaran dupa, dan bungan rajutan tampak di sana sini. Kedaan pun begitu sunyi senyap. Aneh, dan angker.

Konon, kabarnya, di dalam gua berbentuk rekahan itu bersemayam mahluk berkepala mirip seekor kepala ikan. “Mungkinkah ini ada hubungannya dengan tampah sesajen itu?�? batinku, tak keruan. Saat itu, perasaanku sangat tak menentu arah. Maklum, baru di hari keenam penelusuran di kitaran Karang Bolong ini kutemukan keganjilan. “Ah, hanya perasaanku saja,�? gumamku, menghibur diri.

Tanpa buang banyak waktu, kubuang segala keraguan. Buat kami, takkan berujung jika terus memikirkan mitos itu. Maka, bersama Heda, Hendra, dan Fadli, aku merancang peralatan penelusuran.

Dengan sigap, leader kami, Fadli memulai rigging (memasang peralatan penelusuran gua vertikal). Sementara sebagai pengawas, tugasku cukup mengawasi langkahnya.

Meskipun cukup lama membuatnya, rekanku itu cukup percaya diri. Buktinya, hanya bermodalkan seutas sling (tali) yang berdiamater 1 inci, ia berani bergantungan menempel di tebing.

Tak sia-sia keringatnya mengucur deras. Kini, pada beberapa lubang batu tembus di atap gua, ia berhasil membuat anchor (penambat tali).

Entah mengapa, seusai membuat penambat, mendadak tubuhnya blingsatan. Sekujur tubuh fadli gatal-gatal. Hendra, yang sedari tadi berada di bawah untuk membantu keperluan Fadli, pun demikian parahnya. Tubuhnya terus memberontak, menggaruk-garuk tak keruan.

Nampaknya, kejadian itu merupakan kesialan kami hari itu. Sejenak, keduanya diberi pengobatan seadanya, agar gatal-gatal tersebut tidak berkepanjangan.

Fadli tak mengurungkan niatnya untuk tetap menjadi leader tim mulai memasuki gua ini. Di belakangnya, aku, Heda, dan Hendra menyusul tutun satu persatu.

Setiba di dasar gua, banyak kutemukan boulder-boulder (reruntuhan atap gua). Dengan mengendap-endap, kami menjelajahi seisi lorong yang terhalang runtuhan gua yang berumur ratusa juta tahun itu.

Sejatinya, rencana yang bagus sekalipun dirancang, Tuhan jualah penentunya. Satu jam kami berempat menjelajah ke sana kemari. Namun, lorong Kendalisada buntu. Kuldesak!

Tak ada jalan lain. Penelusuran dan pemetaan yang dilakukan Hendra dan Heda pun dihentikan. Dan sebagai pengobat kecewa, siang itu kami bergerak menuju base camp di desa Tlogosari. Di sana, rencana kembali dirancang, yakni menuju Gua Sempor di siang itu juga.

Susunan caver (penelusur) pun dirombak. Dan, untuk menghilangkan kesan gender, tiga anggota putri peserta Ekpedisi Caving MAPALA UI di kawasan Kars Karang Bolong, Gombong-Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, itu diberikan kesempatan untuk menulusuri dan memetakannya.

Maka, usai lahap menyantap makan siang tim beringsut ke Gua Sempor. Tanpa banyak kesulitan, perlahan-lahan, Visna, Heda, dan Anne ditelan kegelapan.

Namanya gua perawan, sulit memperkirakan bentuk dan rupa lorong gua. Tal ayal, ketiga “srikandi�? eskpedisi itu terjebak lumpur setinggi 50 sampai 80 sentimeter. Alhasil, sepanjang mengendap-endap di antara kubangan lumpur itu mereka terus saja memaki.

Sungguh, bukan pekerjaan enteng menghadapi medan berlumpur. Apalagi, dalam keadaan gelap total seperi itu. Jangankan melangkah, mengangkat kaki pun sulitnya bukan main.

Saking sukarnya, tempo penelusuran jadi lamban. Tanpa disadari, ketiga rekan kami itu “terjebak�? dalam lumpur selama kurang lebih empat jam.

Rasanya, kondisi fisik mulai ambrol. Maka, meskipun masih terdapat banyak lorong, eksplorasi terpaksa dihentikan. Dalam keadaan perut keroncongan, dan tubuh penuh lumpur, terpaksa tiga caver itu meninggalkan lorong. Untungnya, persediaan soft drink dan makanan kecil telah siap di tangan kami yang berharap cemas di luar gua. “Lapar, ya?�? gurauku, melihat mereka makan begitu lahapnya.
***
KEKECEWAAN di hari keenam itu tidaklah sebanding dengan yang kami dapatkan, tatkala pertama tiba di desa itu. Buat kami, selain pesona dan misteri lorongnya, pemandangan alam sekitar di desa itu pun membuat kami terkesima.

Saat tiba di sana, tim disambut hamparan sawah menghijau desa Candirego, base camp kami. Sejenak, tiupan angin sepoi-sepoi dari arah perbukitan menjulang tinggi di kanan kiri jalan desa menghempaskan kepenatan, usai menempuh perjalanan 12 jam dari Jakarta. Gemuruh ombak pantai selatan, pun membuat kami ingin selekasnya memulai kegiatan ekspedisi di desa itu.

Boleh jadi, bentangan karst Karang Bolong itu tak kunjung habis untuk ditelusuri. Tak terhitung berapa banyak sebaran gua di kawasa itu. Dan selama sepekan ekspedisi di desa Candirego, kami berhasil menyelesaikan pemetaan pada 7 buah gua.

Pada hari pertama saja kami sudah disambut oleh keindahan chamber (ruang besar dalam gua) Gua Liyah. Ruang besar itu dipenuhi stalaktit dan stalakmit. Begitu lampu karbit menyala, mendadak, tempat sangat luas itu berubah menjadi sebuah ruang “etalase kristal�? nan mengagumkan. Semua benda gua berpijaran begitu cahaya menerpanya.

Esoknya, disambut pagi nan cerah kami menelusuri Gua Banyu. Rupanya, karena sebuah mitos berkembang di masyarakat, gua tersebut dikeramatkan. Para orang tua di sana mengatakan, konon, Gua Banyu dihuni oleh seekor ular besar dan buaya putih.

Perasaan was-was sangat merajai kami saat berada di mulut gua itu, memang. Dan, seperti tersambar sesuatu yang datang tiba-tiba, Heda terkejut. “Gila, dingiiin,�? seru leader kami, berteriak.

Rupanya, air sungai bawah tanah yang mengaliri Gua Banyu itu sangat dingin. Aneh, sepanjang menelusuri gua, belum pernah kutemukan hal seperti ini. Di situ, kaki kami seolah berendam dalam air sungai di pegunungan tinggi.

Kian jauh merangsek hingga ratusan meter ke dalam gua, tak satupun mitos siluman dijumpai. Yang ada, justeru pesona ciptaan-Nya yang membuat lidah tiada henti berdecak, terkagum-kagum. Sebab, bukan lagi stalaktit yang bersembunyi dalam kegelapan, melainkan juga straw (tunas stalaktit), flowstone (formasi kapur yang menggantung di dinding gua), serta aneka gourdijn (ornamen berbentung seperti tirai). Ukurannya, mulai dari sebesar tangan orang dewasa, yang sebesar patung orang dewasa sedang berdiri. Alhasil, hampir di tiap belokan lorong, kami senantiasa menebak-nebak, suguhan apa lagi yang akan dijumpai nanti.
***
PADA hari keenam, penelusuran Gua Kandangan menjadi kegiatan yang cukup menguras tenaga. Jarak mulut guanya sekitar 2 kilometer dari base camp, naik turun bukit. Kami harus menempuhnya dengan punggung bergandul ransel seberat 3 kilogram.

Beban berat dan sengatan sinar mentari seolah bersekutu mendera tubuh kami. Karena itulah, settiba di mulut gua tim terpaksa rihat sejenak. Untuk menghemat waktu, sebagian anggota istirahat, sebagian lagi melakukan pengamatan di lorong mulut gua itu.

Puas rihat yang mepet itu, peelusuran dimulai. Saat baru beberapa meter memasukinya, Hendra, leader kami, berteriak minta oksigen. Rupanya, udara dalam lorong berbentuk sumur itu sangat tipis. Terlalu berbahaya merayap tanpa bantuan alat tersebut. Apalagi, lorongnya hanya setinggi satu meter, dan lebarnya pas hanya untuk satu badan. Bisa-bisa napas mendadak berhenti.

Hari berikutnya kami istirahat total. Hari itu, semua anggota ekspedisi benar-benar mempergun waktu untuk bersosialisasi dengan penduduk setempat. “Ya, kapan lagi bisa dekat masayarakat kecil, apalagi bagi orang kota semacam kami,�? tukasku, membatin.

Ada hikmah unik dari sosialisasi, saat tim menelusuri Gua Ciparuk pada keesokan harinya. Banyak penduduk berkumpul di mulut gua. Mereka begitu antusias “menonton�? tim eksplorasi. Sambil menyaksikan kegiatan, ada penduduk yang menyuguhkan makanan kecil untuk kami. Bahkan, salah seorang di antaranya mengundang untuk menginap di rumahnya.

Dengan kerendahan hati, kecuali makanan, kami menepis semua tawaran. Sebab kesepakatan, hingga ekspedisi uai nanti, kami tetap melanjutkan kegiatan dengan menggunakan flying camp (tenda darurat).

Selepas Gua Ciparuk, kami melakukan penelusuran di gua Tritis. Dari sekian gua yang dimasuki, penelusuran di babak akhir kegiatan ekspedisi itulah itulah kekaguman kami akan pesona gua kian menjadi-jadi. Pasalnya, dominasi ornamen tidak lagi berkisar pada stalaktit, stalakmit atau formasi kalsit lainnya di dinding gua.

Setelah bersusah payah memasukinya, rimestonepool (kolam bertangga) raksasa yang dialiri air jernih membuat kami terhenyak untk beberapa lama. Tentu saja, apalagi di sekitar rimestonepool itu terdapat stalakmit dan flowstone. Tak heran jika secara bergantian semua anggota tim menikmatinya dengan mengarahkan cahaya ke arah benda-benda gua itu. Tampak, ketiganya berpendar-pendar, menjadi sebuah paduan alami nan memesona. Menakjubkan!

Namun sayangnya, tak bisa berlama-lama menikmati keindahan itu. arloji di pergelangan tanganku telah menujukan angka 5. Maka, sore itu juga, penelusuran harus diakhiri.

Senja kian temaram. Sembari melangkah pulang, keindahan gua Tritis menjadi ihwal perbincangan yang menarik. Dan sekonyong-konyong, rentetan kegiatan di perut bumi Karang Bolong itu kembali tergambar jelas di benakku. “Entah, kapan aku bisa kembali lagi menikmatinya?�? batinku, berharap dalam tanya.

TEMPAT ANGKER DI JAKARTA

Di beberapa wilayah di Indonesia, ada beberapa tempat yang konon angker. Dan salah satunya adalah Kampung Naga yang berada di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, provinsi Jawa Barat, Indonesia.Kampung Naga adalah perkampungan yang dihuni oleh sekolompok masyarakat yang berpegang teguh mengenai adat istiadat peninggalan leluhurnya.

Hal ini bisa terlihat jelas perbedaannya bila dibandingkan dengan masyarakat lain di luar. Lingkungan masyarakat Kampung Naga ini hidup dalam suatu tatanan yang kondisinya dalam suasana kesahajaan, kesederhanaan dan didalam lingkungan kearifan tradisional yang lekat dan turun temurun dari leluhurnya.

Kampung Naga ini berada di lembah yang subur, dengan batas wilayah, di sebelah Barat Kampung Naga dibatasi oleh hutan keramat dikarenakan di dalam hutan itu terdapat makam leluhur masyarakat Kampung Naga. Menurut data-data yang diperoleh dari Desa Neglasari, relief tanah di Kampung Naga berupa perbukitan dengan produktivitas tanah bisa dikatakan subur.

Kampung Naga ini memiliki luas tanah satu hektar setengah, sebagian besar digunakan untuk perumahan bagi penduduk, pekarangan atau kebun, kolam tambak, dan selebihnya dipergunakan untuk pertanian sawah yang dipanen setiap tahunnya 2 kali panen.

Kepercayaan di kampung naga adalah bahwa segala sesuatunya yang bukan dari ajaran para leluhur dianggap sesuatu yang tabu. Dengan menjalankan adat istiadat warisan dari para leluhur itu berarti menghormati para leluhur. Kepercayaan seperti ini apabila dilanggar oleh penduduk kampunga naga diyakini akan menimbulkan malapetaka dimana pelanggaran yang dilakukan sama artinya dengan penduduk tidak menghormati karuhun, tidak menghormati adat istiadat.

Penduduk kampong Naga sangat kental dengan kepercayaan pada mahluk halus (jurig cai), yakni penunggu air atau sungai, khususnya sungai yang dalam. Lalu percaya dengan adanya ririwa, mahluk halus yang suka menganggu manusia. Kemudian ada yang disebut kuntil anak, hantu perempuan yang berasal dari perempuan hamil yang meninggal dunia, hantu ini biasanya suka mengganggu wanita yang sedang hamil atau akan melahirkan.

Penduduk kampung Naga percaya tempat tinggal para hantu disebut dengan tempat angker atau sanget, dan masjid adalah tempat yang dianggap suci bagi penduduk kampung naga.

Adanya pantangan,pamali atau hal-hal yang dianggap tabu bagi masyarakat kampung naga masih dipercaya dan diyakini dengan taat, terutama dalam hal yang menyangkut kehidupan atau aktivitas kehidupan sehari-hari yang walaupun bukan merupakan ketentuan yang tertulis tetap mereka junjung tinggi dan dipatuhi oleh setiap orang di kampong naga tersebut.

Contohnya adalah tata cara dalam membangun dan membebtuk rumah, letaknya, arah dari rumah tersebut, pakaian yang digunakan dalam upacara, kesenian yang ada di masyarakat kampong naga, dan masih banyak hal lainnya.

Berikut adalah system kepercayaan penduduk kampung naga terhadap ruang diwujudkan pada kepercayaan bahwa ruang atau tempat-tempat yang memiliki batas-batas tertentu dikuasai oleh suatu kekuatan tertentu pula. Batas disini bisa ditemukan di kategori yang berbeda yakni, di sungai, pekarangan rumah bagian depan dengan jalan, pesawahan dengan selokan, tempat air masuk yang sering disebut dengan huluwotan, tempat lereng bukit, adalah tempat-tempat yang didiami oleh kekuatan-kekuatan tertentu.

Daerah yang memiliki batas-batas tertentu tersebut yang didiami mahluk halus tersebut dianggap angker, oleh sebab itu penduduk kampong naga suka menyimpan “sasajen” atau lebih dikenal dengan sesaji.

Selain terhadap ruang, mayarakat kampong jawa memiliki kepercayaan terhadap waktu atau disebut dengan palintangan. Adanya waktu atau bulan yang dianggap buruk, merupakan suatu pantangan atau hal yang tabu untuk melaksanakan suatu rangkaian upacara atau ritual, atau pekerjaan-pekerjaan yang amat penting.

Waktu yang dianggap tabu disni disebut dengan larangan bulan, yang jatuhnya pada bulan sapar dan bulan ramadhan.

Berikutnya salah satu tempat angker, yang bisa dibahas disini adalah Gunung Kelimutu. Gunung kelimutu ini adalah salah satu gunung berapi dimana letaknya di Pulau Flores, Provinsi NTT, Indonesia. Dimana lokasi gunung ini tepatnya di Desa Koanara, Kecamatan Wolowaru, Kabupaten Ende. Gunung kelimutu ini memiliki tiga buah danau kawah di puncaknya. Danau tersebut dikenal dengan nama Danau Tiga Warna karena danau ini memiliki tiga warna yang berbeda, yaitu merah, biru, dan putih. Meski begitu, warna-warna tersebut bisa selalu berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu.

Nama dari gunung kelimutu ini adalah gabungan dari kata “keli” yang memiliki art gunung dan “mutu “ yang artinya mendidih. Penduduk setempat percaya bahwa warna-warna pada danau kelimutu ini memiliki artinya masing-masing dan memilki kekuatan alam yang yanga amat sangat dahsyat. Danau kelimutu ini dibagi menjadi tiga bagian sesuai dengan warna yang terdapat dalam danau. Di danau berwarna biru atau “Tiwu Nuwa Muri Koo Fai” adalah tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal dan akhirnya bersemayam disitu. Lalu di danau yang berwarna merah atau “Tiwu Ata Polo” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan semasa hidupnya ia selalu melakukan kejahatan/tenung.

Sedangkan danau berwarna putih atau “Tiwu Ata Mbupu” adalah tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal dunia
Ketiga danau ini memiliki luas sekitar 1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Batas antar danau adalah dinding batu sempit yang mudah longsor dimana dinding ini sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat dan ketinggian dinding danau berkisar antara 50 sampai 150 meter.

Pada awal mulanya daerah danau ini pada tahun 1915 diketemukan oleh Van Such Telen, warga negara Belanda. Namun keindahannya dikenal oleh masyarakat luas setelah Y. Bouman melukiskan dalam tulisannya tahun 1929. nah sejak saat itulah baru wisatawan asing mulai datang menikmati danau yang dikenal angker bagi masyarakat setempat.

Mereka yang datang bukan hanya pencinta keindahan, tetapi juga mereka datang karena peneliti yang ingin tahu kejadian alam yang amat langka itu. Pada tanggal 26 februari 1992 kawasan kelimutu telah ditetapkan menjadi kawasan konsevasi alam nasional hingga saat ini.

RUMAH HANTU PONDOK INDAH JAKARTA

RUMAH HANTU

by Astra (11/12/2008 - 14:19)

Rumah Hantu (1)
Berawal dari Pembunuhan Kejam?
Reporter : M. Rizal Maslan

detikcom - Jakarta, 1001 versi tentang rumah hantu Pondok Indah sudah menyebar di masyarakat. Bagi yang belum tahu, ada sebuah cerita yang oleh masyarakat setempat diyakini sebagai asal muasalnya munculnya makhluk gaib di rumah mewah itu. Begini ceritanya.

Pada tahun 1983, Rumah No. 83 itu dihuni oleh 7 orang warga negara asing. Saat itu, rumah mereka dirampok dan semua penghuni didapati tewas. Konon kabarnya, sampai kini para pelaku perampokan belum sempat ditemukan oleh polisi. Tujuh orang WNA itu, di antaranya masih anak-anak termasuk pembantunya.

Entah bagaimana ceritanya, setelah kejadian itu sering terjadi hal-hal yang di luar nalar manusia, kalau tidak bisa dibilang ganjil alias gaib. Pemilik rumah yang pertama (tidak jelas siapa yang punya dan tiba-tiba sebuah bank mengakui sebagai pemiliknya) menjual atau menyewakannya kepada WNA lain.

Ternyata, si penghuni baru itu juga sering diganggu mahluk halus dan tidak kerasan tinggal di situ. Diambilnya langkah untuk menjual kembali rumah itu. Sampai beberapa kali disewakan juga tidak ada yang pernah kuat lama tinggal di sana.

Menurut cerita Satpam yang lama bekerja di lingkungan sekitar rumah hantu itu. Beberapa orang pintar (paranormal) di Jawa Barat, sampai luar Jawa sempat didatangkan tapi tidak mampu menaklukkan apalagi mengusir penunggu rumah itu.

Menurut satpam itu, sebut saja Soeparto namanya, tujuh arwah (hantu) WNA itu tidak pernah mengganggu warga. Justru arwah atau hantu-hantu yang mampir ke tempat itu yang sering mengganggu dan memang terlihat lebih ganas.

Kata dia, hantu sama dengan manusia suka main-main ke tempat temannya sehingga rumah itu jadi semacam base camp. Nah, ketika para "tamu-tamu" hantu ini pulang ketempatnya masing-masing, entah di mana, sering mengganggu orang.

Soeparto bercerita beberapa kejadian aneh selama dia bekerja di lingkungan itu. Pernah katanya, temannya yang sedang membonceng istrinya hendak pulang pada pukul 24.00 WIB. Tiba-tiba ketika melewati rumah itu, menengok kebelakang, istrinya raib alias hilang. Itupun diketahuinya setelah jalan cukup jauh. Temannya itu balik lagi ke lokasi dan menemui istrinya sudah tidak sadarkan diri di depan pintu gerbang rumah itu.

Ada cerita lain lagi, saat itu dua orang pengendara mobil tiba-tiba mogok di dekat rumah hantu. Celingak kanan celinguk kiri untuk meminta bantuan, tiba-tiba di rumah itu keluar orang menolongnya dan mencoba memperbaiki mobil dan hidup lagi. Keesokan harinya dia dapati rumah itu ternyata kosong melompong dan warga bilang rumah itu ada hantunya.

Masih kata Soeparto, jika ada orang yang duduk-duduk di depan rumah itu, maka akan terdengar suara-suara aneh. Ada yang melempar batu, tapi batunya tidak ada. Belum lagi, tiba-tiba ada wanita lewat, membuat pengemudi kaget. Ada juga cerita tentang dua wanita yang tengah malam menyetop kendaraan. Tiba-tiba di dalam mobil wanita itu hilang dan hanya tersisa uang saja. Percaya atau tidak, itulah pengakuan sejumlah warga yang sejak 1983 tinggal atau bekerja di sekitar rumah hantu itu.

Menurut Soeparto juga, sejumlah tokoh agama di Pondok Pinang, Tanah Kusir waktu itu sempat mencoba menaklukkannya, tapi tidak berhasil.

Sumber detikcom, seorang bekas wartawan yang punya kemampuan supranatural mengaku pernah masuk ke rumah hantu itu. Dia membenarkan bahwa memang betul rumah itu banyak dihuni hantu, termasuk 7 WNA itu.

Sumber itu sempat berdialog mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Menurutnya, 7 hantu WNA itu malah tidak terlihat ganas karena hantu yang menakutkan justru hantu yang datang dari luar. "Aku sempat kewalahan dalam dialog dengan 7 hantu itu karena mereka penasaran atas pembunuhan yang dilakukan terhadap mereka," kata sumber itu.

Itulah sekilas dari banyak cerita soal rumah hantu itu. Sekali lagi jangan telan mentah-mentah cerita karena soal kebenarannya, tentu hanya Tuhan yang tahu.(zal,tis)

_____________________________________________________________

Berbagai Cerita soal Rumah Hantu (2)
Kemana Perginya Tukang Nasgor?
Reporter : M. Rizal Maslan

detikcom - Jakarta, Jikalau polisi membantah ada tukang nasi goreng yang hilang di rumah hantu Pondok Indah, warga setempat mayoritas berbeda pendapat. Mereka yakin tukang nasgor itu benar-benar hilang. Ditelan tanah?

Cerita soal hilangnya tukang nasi goreng itu sudah beredar luas di kawasan sekitar rumah hantu itu, Jl. Metro Pondok Indah No. 83 sejak Minggu (22/9/2002) malam. Menurut Rubai (bukan nama sebenarnya), karyawan yang tinggal di depan rumah hantu itu, pada Sabtu malam puluhan mahasiswa, kru sebuah stasiun televisi (ada tujuh orang) bersama pemiliknya menyewa paranormal dari Aceh dan Jabar untuk mengusir hantu. Namun upaya itu tidak membuahkan hasil.

Ramainya suasana di rumah hantu itu tentunya menarik perhatian para pedagang, termasuk tukang nasi goreng itu. Saat berjualan malam Minggu, dia sedang asyik meladeni pembeli. Tiba-tiba dicolek wanita dan meminta mengantarkan nasi goreng ke dalam rumah itu. Tukang nasi goreng itu menganggap wanita itu masih anggota rombongan yang baru meramaikan rumah hantu. Saat dia masuk ke rumah itu, dia tidak bisa kembali.

Sejak itu, muncul cerita yang menjadi perbincangan ramai di kawasan tempat tinggal elit itu. Namanya cerita misteri, mudah menyebar dari mulut ke mulut. Seorang satpam yang menjaga rumah di belakang rumah hantu itu mengaku melihat peristiwa ganjil pada Senin dinihari.

Pada pukul 03.00 WIB, dia melihat tanah di rumah hantu itu terbelah dan melihat ular sangat besar melilit tukang nasi goreng dan membawanya masuk ke dalam tanah. Setelah itu tanah itu rapat seperti semula.

Dia kaget dan segera turun, lantas keesokan harinya bercerita kepada sesama ekan kerja di kawasan itu. Cerita itulah yang menjadi tema di kawasan itu serta menyebar demikian cepat. Senin pagi itu juga, ini menurut cerita Rubai, beberapa pedagang nasi goreng di Jl. Bendi, Tanah Kusir mengaku mencari-cari kerabatnya yang tidak kunjung pulang.

Gerobak tukang nasi goreng yang hilang itu diamankan rekan-rekannya kemudian diambil polisi. Berkenaan dengan cerita ini, polisi sudah membantahnya dan menyatakan tidak pernah mengambil gerobak tukang nasi goreng.

Berbagai kisah misteri yang melingkupi rumah itu membuat harganya anjlok. Melihat hitungan sekarang, rumah dan tanah itu mungkin bernilai miliaran. Tetapi, oleh pemiliknya dijual hanya dengan harga Rp 50 ribu. detikcom, sempat bertemu dengan salah satu calon pembeli yang Senin malam ikut berkumpul bersama warga menyaksikan ramai-ramai di rumah hantu itu.

Calon pembeli ini mengaku seorang lulusan PTS ternama di Jakarta dan punya kemampuan supranatural. Dia memutuskan tidak jadi membeli rumah itu karena tidak lengkap surat-suratnya. "Buat apa dibayar kalau nanti saya kerepotan mengurus hak kepemilikannya," kata dia.

Kembali ke cerita tentang hilangnya tukang nasi goreng, polisi sudah mengeluarkan bantahannya. "Itu tidak benar. Rumah ini sudah lama kosong terkait dengan salah satu bank karena masalah ekonomi,” ujar Kapolsek Kebayoran Lama, Kompol Yaya Ahmudiarto kepada wartawan di Jl. Metro Pondok Indah 83A, Senin (23/9/2002) malam.

Jadi, lebih baik percayai saja pada sumber resmi sebelum Anda lebih dalam termakan desas-desus. Jadi siapa sebenarnya tukang gosipnya? Oh...seramm...!!!(zal,tis)

_____________________________________________________________

Dongeng Lain soal Rumah Hantu
Reporter : Maryadi

detikcom - Jakarta, Ada beberapa dongeng lain di balik rumah hantu yang terletak di Jl. Metro Pondok Indah No 83 A, Jakarta Selatan. Berikut ‘dongeng’ seorang paranormal yang tak mau disebut namanya pada detikcom, Selasa (24/9/2002):

Rumah itu awalnya milik seorang keturunan Tionghoa yang kemudian dikontarakkan kepada seorang warga negara Jepang berikut keluarganya.

Namun satu keluarga pengontrak tersebut setelah tinggal di rumah itu tewas dibunuh. Bukan hanya keluarga itu saja yang dibunuh, tetapi juga satpam yang menjaga rumah itu tewas dibantai.

Motif pembunuhan itu bukan karena motif perampokan, tapi balas dendam. Pembunuhan dilakukan dengan menyuruh pembunuh bayaran. Otak pembunuhan sadis itu saat ini juga mengalami kesulitan hidup luar biasa, selain menyesali perbuatannya.

Setelah peristiwa itu, roh-roh yang menjadi korban tewas pun akhirnya gentayangan. Tak cuma itu saja, belakangan ini mahkluk halus lainnya juga menempati rumah itu. Jumlahnya makin hari makin bertambah dan akhirnya jumlah itu mencapai ribuan. Para jin itu datang untuk memberikan belasungkawa.

Tidak hanya itu, rumah angker itu pun bahkan dijadikan sebagai istana oleh para jin. Dan jin-jin yang tinggal di rumah angker itu tidak hanya datang dari Jakarta akan tetapi datang dari luar daerah bahkan luar negeri.

Cerita penjual nasi goreng yang hilang di rumah itu, benar adanya. Penjual nasi goreng itu saat ini masih berada di rumah hantu itu. Tukang nasi goreng memang disuruh untuk mengirim pesanan makanan ke istana para jin itu.

Menurut terawang saya, si tukang nasi goreng akan kembali kerena dia hanya dipanggil untuk membawa nasi goreng. Tapi entah kapan penjual nasi goreng itu akan dikembalikan.

Menurut saya, orang yang bisa menempati rumah itu adalah orang yang benar-benar mempunyai keimanan dan kesabaran yang sangat tinggi. Sulit untuk mengusir para jin itu yang jumlahnya ribuan kalau bukan orang pintar yang tidak sombong dan sering menonjolkan dirinya. Pasalnya kebanyakan saat ini paranormal banyak yang takabur dengan menonjolkan dirinya.

Percaya tidak percaya,terserah Anda!(mar,nrl)
_____________________________________________________________

Rumah Hantu Pondok Indah Itu Aset Bank Mandiri
Reporter : Nurul Hidayati

detikcom - Jakarta, Siapa pemilik rumah hantu di Jl.Metro Pondok Indah 83 A, Jakarta Selatan? Bukan seorang konglomerat, tapi Bank Mandiri!

Seperti diberitakan, sudah 2 minggu ini rumah hantu itu dikunjungi masyarakat yang ingin melihat dari dekat bentuk rumah yang ada di kawasan elit itu. Saking ramainya penonton, lalu lintas pun macet total. Bahkan hingga Selasa (24/9/2002) ini, penonton masih berdatangan.

Karena jadi tontonan ramai inilah Bank Mandiri jadi bertanya-tanya, ada apa ini? Akhirnya, seorang petugas security di Plasa Bank Mandiri, Jl.Gatot Subroto, Jakarta Selatan, pun mengecek aset kantornya itu. Dia pun menemui polisi yang ada di Pos Polisi (Pospol) Pondok Indah pada Senin sore (23/9/2002).

“Pak polisi meminta Bank Mandiri memberi plang di depan rumah itu yang tulisannya aset milik Bank Mandiri,” kata Arif Sibarudin, petugas security itu pada detikcom per telepon, pukul 09.15 WIB.

Namun menurut Arif, hal itu belum akan dilakukan kantornya. “Sebaiknya Anda hubungi Bagian Komunikasi,” saran Arif seraya memberi nomor telepon.

Menurut Arif, memang di dalam rumah di komplek elit yang kini rusak itu dipasangi polisi pita kuning (police line). "Polisi memasangnya setelah mendengar ada penjual nasi goreng hilang di situ," katanya. "Lalu berita itu jadi besar, dan orang-orang berdatangan," sambung Arif.

Menurut pantauan detikcom, police line itu saat ini telah dicopot. Sedangkan penonton rumah hantu terus berdatangan.

Tertarik nonton juga? (nrl)

PENAMPAKAN TUYUL DI DAERAH TANJUNG PINANG

Jumat, 17 April 2009 Di Kampung Kolam, Bayi Berlari

Hujan tiba-tiba saja mengguyur Kampung Kolam, Tanjungpinang, empat malam silam. Umi, salah satu warga Kampung Kolam, hingga pukul setengah duabelas malam, tak kunjung bisa memejamkan mata. Butir-butir air yang memerciki atap seng rumahnya, menciptakan suara berisik yang menyadarkan Umi, bahwa sandal dan sepatu anak-anaknya masih belum ia masukkan.
Segera saja ibu rumahtangga yang rumahnya sebelah menyebelah dengan kolam kebun kangkung itu bangkit. Keluar untuk mengamankan sandal dan sepatu dari deraan hujan. Daun pintu itu ia buka perlahan, sembari membungkuk sandal dan sepatu yang masih berserakan itu pun ia gapai satu persatu.
"Waktu mau masuk ke dalam, dan mau menutup pintu, saya lihat ada anak kecil berlari. Jaraknya sekitar lima meter dari saya," ungkapnya, ketika ditemui kemarin.
Umi jelas terperanjat. Ada yang aneh dan tak masuk akal. Di kepala Umi, malam-malam berhujan kok ada anak kecil yang hanya mengenakan celana pendek dengan kepalanya pun sedikit botak, berlari menembus hujan. Umi memperkirakan usia anak yang dilihatnya antara dua hingga tiga tahun.
"Saya langsung menyapa. Hey, anak siapa malam-malam masih main di luar," tambah Umi. Bukannya berhenti, sapaan Umi itu justru menambah kencang lari sang bocah itu. "Arahnya ke samping rumah saya, tapi saat saya kejar sudah tidak ada lagi," ibu tiga anak itu menambahkan.
Begitu si anak hilang dan Umi kembali ke tempat tidurnya, saat itulah ia baru sadar, anak yang baru dilihatnya itu bukan anak tetangga. Umi menerka-nerka, jangan-jangan anak yang baru dilihatnya adalah makhluk halus. Umi teringat dengan kisah-kisah tentang tuyul yang mirip betul dengan ciri-ciri anak yang baru saja dilihatnya. "Kalau dengar-dengan cerita orang dulu-dulu, anak kecil tak pakai baju dan kepalanya botak itu tuyul," katanya lagi.
Teringat dengan mahluk tersebut, Umi mengaku segera membangunkan suaminya. Namun sang suami tidak mengindahkan. Keesokan harinya, pengalaman itu diceritakannya pada para tetangga. Berikutnya, hebohlan Kampung Kolam.
Meski hingga kemarin ia dan sejumlah tetangganya mengaku belum ada yang kehilangan uang, namun Umi yakin kalau yang dilihatnya itu benar-benar tuyul. "Tapi tak tahu siapa yang punya. Bisa jadi rumah tuannya tidak di sini, tuyul itu hanya disuruh ke sini saja," Umi mengira-ngira.
Tuyul di Taman Raya
Pengalaman yang dialami Umi, juga pernah menimpa Udin, seorang warga Tembesi. Sekitar dua tahun silam ketika Udin masih bekerja sebagai sekuriti di Perumahan Taman Raya Tahap II, Batamcentre.
"Saya lupa itu malam apa, tapi yang jelas bulan purnama," kenangnya saat ditemui di pangkalan ojek Kampung Tembesi, kemarin.
Udi mengaku, malam yang tak terlupakan itu ia tengah keliling mengontrol keamanan ke semua gang komplek. Saat mengitari Blok AA, ia melihat sekelebat bayangan anak kecil yang berlari cukup kencang menembus tembok rumah warga. Meski yakin dengan apa yang dilihatnya, namun Udin enggan membangunkan si pemilik rumah. "Besoknya baru terdengar sibuk-sibuk kalau warga di blok itu sering kehilangan uang," jelasnya.
Sejak malam itu, ia dan teman sesama sekuriti menmbah kewaspadaan, dan berniat menangkap tuyul tersebut, namun walapun ditunggu hingga mentari terbut, tuyul tersebut tak pernah lagi kelihatan.
"Kita sudah siapkan tepung, telur, merica, untuk menangkapnya. Tapi yang ditunggu tak berani lagi memperlihatkan wujudnya. Warga juga tak ada lagi yang mengeluh kehilangan uang," jelasnya.
Ya, dari petunjuk salah seorang orang pintar yang sempat didatangi Udin setelah melihat tuyul itu, ia diberitahu tentang cara-cara menangkap tuyul. Katanya masukkan air dalam baskom dan taruh telur atau kepiting hidup di dalamnya. Tepung ditaburkan di sekitar baskom itu. Saat tuyul melihat air di baskom yang ada telur atau kepiting maka dia akan bermain di sana, dari tepung itulah diketahui kalau ada tuyul," Udin menjelaskan.

Lebih dari Uang
Bagi sebagian masyarakat, tuyul dikenal hanya gemar mencuri uang. Namun, lebih santun daripada koruptor, setiap beraksi tuyul hanya mampu mencuri selembar uang. Anggapan ini dibantah oleh Ki Rogo Sejati. Ketua Ikatan Paranormal Nusantara (IPN) itu menjelaskan, ada berbagai macam tuyul berikut fungsi dan kegunaannya.
"Memang ada tuyul yang hanya bisa mengambil selembar uang dari rumah yang ditujunya. Tapi untuk tuyul Kedah, bisa mengambil emas dan perak dari rumah yang menjadi incarannya," jelas Ki Rogo di tempat kerjanya, kemarin. Jenis tuyul sendiri, menurutnya, ada puluhan macam. "Ada tuyul larong, kedah, suket dan lain sebagainya. Mereka punya keahlian masing-masing dan kekuatan yang berbeda," ujarnya.
Tuyul kedah misalnya. Ki Rogo mengatakan, tuyul jenis ini tidak gampang ditangkap, dan hanya bisa ditangkap dengan menggunakan paku berlapis emas yang telah dibacakan ayat Kursi sebanyak 111 kali dan dibenamkan di tiang pintu. ''Atau dengan kepiting hidup yang diikat lalu didekatnya ditaruh botol yang telah diberi jarah. Sehingga saat si tuyul bermain dengan kepiting, dia akan tertarik ke dalam botol tersebut," ungkapnya.
Sedangkan tuyul jenis lain, bisa ditangkap atau ditangkal dengan kacang hijau dan merica.
Cara pengumpulan kekayaan dengan pemeliharaan tuyul menurut Ki Rogo, sedikit lebih mudah dibanding persungihan lainnya. "Memang butuh ritual khusus, tapi tak sesulit yang lain, untuk membangunkan tuyul yang bersangkutan cukup menyediakan darah bayi saja," jelasnya.

Seperti Motor, Tuyul Dijual Lima Juta

Entah apa yang terlintas di benak pengelola situs Rajajintripot.com. Yang jelas, situs ini memperdagangkan tuyul. Lengkap dengan harga dan spesifikasi tuyul yang dijual. Mirip-mirip seperti membeli motor.
Tuyul yang didapatkan dari Desa Krucuk, Kabupaten Klaten misalnya, situs Rajajintripot.com menghargai tuyul jenis ini seharga Rp5 juta. Tuyul ini menurut sang penjualnya berukuran sangat kecil, hanya kira-kira 5 hingga 6 senti. Dalam keterangan si penjual, tuyul ini juga dapat dilihat oleh mata terbuka dan dapat diajak bicara tapi hanya dapat dilihat oleh majikanya saja, orang lain tidak dapat melihatnya.
Menganai perawatan, tuyul ini sangat canggih dan tidak merepotkan karena tuyul ini tidak membutuhkan kamar khusus atau mainan anak-anak yang seperti diceritakan orang. Tuyul ini juga suka menyusu pada ibu-ibu. "Tuyul kami tidak seperti itu, tuyul ini hanya butuh lima tetes darah manusia golongan O atau AB, Anda tidak Usah takut atau repot, karena darah tipe O/AB, bisa anda beli di Rumah Sakit atau di PMI," ungkap si penjual tuyul dalam situsnya. Lima tetes darah itupun menurutnya baru dikasihkan jika si tuyul akan disuruh mencuri uang.
Untuk tuyul Memet, dibandrol seharga Rp15 juta. Menurutnya, Memed merupakan jenis tuyul pintar dan memilki dua buah taring pada mulutnya. Selain itu, Memet dapat berlari lebih cepat dari pada tuyul biasa, oleh karena itu Memet disebut tuyul pintar Selain menampilkan harga dan jenis tuyul situs itu juga menyajikan cara merawat tuyul.
Bahkan, di situs video sharing youtube.com, pengguna internet bisa menyaksikan berbagai macam penampakan tuyul dan aneka jenis makhluh halus yang terekam kamera video. Persoalannya, Pembaca tinggal percaya atau tidak!(one/for/int)

SEBUAH MAKAM YANG BANYAK DIMINATI PENGUNJUNG DIGUNUNG KEMUKUS

Spirit Kapital ‘Kaum Baku Jawa’
di balik
Ritual Gunung Kemukus
Ekonomi merupakan bagian dari roda kehidupan yang akan selalu berputar seiring dengan makin bertambahnya kebutuhan manusia yang tak ada habisnya
Salah satu yang tak lepas dari perputaran ekonomi adalah mereka para pedagang kecil. Untuk mengikuti arus perputaran tersebut para bakul ini melakukan berbagai macam cara, memeras keringat, berjuang sekuat tenaga, dengan semangat kuat untuk memenuhi kebutuhan demi kelanjutan hidup yang semakin susah
Terkadang, motivasi kesuksesan membawa mereka untuk melakukan ritual-ritual tertentu demi mendapat sebuah keberuntungan.
Salah satunya adalah Ritual Kemukus
Di gunung kemukus inilah, terletak makam Pengeran Samudra yang dikeramatkan oleh kebanyakan orang . . . Banyak orang yang datang untuk ‘ngalap berkah’ di tempat ini … melakukan laku ritual tertentu sebagai syarat kesuksesan yang berujung pada uang, termasuk ritual sex di dalamnya
Bagaimanakah tata laku ritual para peziarah gunung Kemukus, terkait dengan motivasi dan spirit kapital dalam meraih kesuksesan yang diidamkan oleh setiap orang
Kemukus, dianggap oleh sebagian masyarakat Jawa sebagai tempat untuk mencari pesugihan. Berbagai ritual yang dilakukan di sini dipercaya akan mengantarkan orang pada kesuksesan duniawi … Tak ayal lagi, banyak orang yang dating, dengan harapan mendapatkan berkah dari Pangeran Samodra
Gunung kemukus terletak di desa Pendem, kecamatan Sumberlawang kabupaten Sragen, sekitar 30 kilometer sebelah utara kota Solo
Dulunya Kemukus merupakan sebuah nama ketinggian, yakni pegunungan atau bukit yang dikelilingi oleh sungai
Meski di musim kemarau, sawah yang terhampar di lereng bukit Kemukus tetap nampak hijau, namun saat musim hujan tiba sawah ini akan menjadi danau yang mengelilingi bukit Kemukus, tempat dimana pangeran Samudra di semayamkan
Banyaknya peziarah yang datang ke gunung ini menjadi penghasilan tersendiri bagi pemerintah setempat sekaligus masyarakat sekitar
Gunung kemukus ramai dikunjungi orang karena ditunjang oleh Kekuatan mitos yang berkembang di masyarakat
Pemerintah kabupaten Sragen memanfaatkan potensi makam ini, dengan mengelolanya sebagai kawasan pariwisata yang menghasilkan Fasilitas-fasilitas dibangun untuk menambah kemenarikan sekaligus menunjang kenyamanan bagi para pengunjungnya … tak heran, jika obyek wisata ini mampu menghasilkan Pendapatan Asli Daerah sebesar 170 juta pertahun
Sebagian Besar Penduduk di sekitar Gunung Kemukus ini adalah pendatang, bahkan hanya sekitar 10 persen saja yang merupakan penduduk asli, yang mana mata pencaharian mereka cenderung memanfaatkan sumber daya alam sekitar, seperti bercocok tanam, menjual bunga, jamu dan air sendang kepada peziarah
Sedangkan penduduk pendatang yang telah menetap di sini, lebih banyak melakukan aktivitas ekonominya dengan berwiraswasta, yakni membuka warung, penginapan, serta penitipan kendaraan yang lahannya mereka sewa dari penduduk asli ataupun membayar pajak kepada Pemerintah Desa
Ibarat sebuah ladang bagi penduduk Gunung Kemukus, Para peziarah ini harus dirawat dan dijaga dengan baik. Begitu pandainya para penduduk sekitar membina hubungan, dengan membantu peziarah merasa nyaman, sekaligus memudahkan mereka memperoleh keperluan yang dibutuhkan . . .
Rasa kekeluargaan antar penduduk sekitarpun terjalin dengan baik, dengan mengadakan kegiatan-kegiatan masyarakat yang bersifat sosial keagamaan, masyarakat disini terlihat sangat bersahabat. maka dari itu banyak peziarah merasa senang dan ‘krasan’ sehingga mereka menjadi langganan di salah satu warung atau penginapan penduduk sekitar kemukus
Antusias masyarakat untuk berziarah ke makam ini berlangsung di atas berbagai macam versi cerita tentang kisah Pangeran Samudra. Salah satu versi mengatakan bahwa sang pangeran adalah putra dari selir Prabu Brawijaya, raja Majapahit. Sedangkan versi yang lain mengatakan Pangeran Samudra adalah Putra dari Raden Fatah, yaitu raja Demak yang hidup pada akhir masa kerajaan Majapahit
Begitu pula cerita tentang kisah cinta sang pangeran yang terdapat beragam versi, Salah satu versi menyebutkan bahwa sang Pangeran memiliki hubungan cinta dengan Nyai Ontrowulan, ibu tirinya sendiri. Kini namanya menjadi nama sebuah sendang di lingkungan makam Pangeran Samudra. Demikianlah kisah yang menjadi awal dari berbagai ritual yang dilakukan oleh para peziarah agar permohonan mereka terkabul
Meskipun ada banyak perbedaan cerita tentang kisah Pangeran Samudra, tapi sama sekali tidak menjadikan makamnya sepi dari peziarah, terlebih pada malam Jumat Pon, Jumat Kliwon dan malam satu Syuro … Karena malam-malam ini di yakini sebagai malam yang baik untuk memanjatkan permohonan di makam Pangeran Samudra
Dari berbagai versi kisah pangeran Samudra itulah kemudian menjadi awal munculnya laku ritual yang dilakukan peziarah jika ingin permohonannya terkabul
Laku ritual peziarah dimulai di sendang atau sumber air, di sekitar makam terdapat dua sendang atau sumber air, sendang Ontrowulan dan sendang Taruno
Dua sendang ini memiliki fungsi yang berbeda. Di sendang Ontrowulan biasanya Peziarah akan mengambil air yang diyakini mengandung berkah, kebanyakan peziarah membawa air ini pulang, setelah sebelumnya didoakan oleh juru kunci sendang tersebut
Sedangkan di sendang Taruno peziarah akan menggunakan airnya untuk mandi setelah melakukan hubungan intim bersama pasangan masing-masing, yakni pasangan yang bukan isteri atau suaminya yang sah, yang di yakini sebagai bagian dari laku ritual di gunung kemukus ini
Para juru kunci di dua sendang ini akan menanyakan nama peziarah, asal daerah, dan tujuan yang diharapkan
Seperti ibu ini yang akan melakukan tahapan-tahapan laku ritual gunung Kemukus
Ia memulai laku ritual nya dengan pergi ke sendang Taruno, dengan memberi air yang berasal dari sendang, juru kunci mendokan ibu ini, dengan membakar kemenyan, menabur bunga dan membacakan do’a
Kemudian ia menuju sendang ontrowulan yang berjarak sekitar 50 meter, untuk melakukan ritual selanjutnya. Setiap tempat yang di kunjungi dibutuhkan bunga untuk kelengkapan laku ritual, bunga-bunga ini dibeli dari penduduk sekitar Kemukus yang berada di sekitarnya
Di sendang Ontrowulan juru kunci juga memanjatkan do’a dan memberkatkan air sendang pada kepulan asap kemenyan yang telah di persiapkan oleh juru kunci
Selanjutnya adalah ritual di makam pangeran samodra, dimana jalan menuju ke makam sedikit mananjak, dengan menaiki tangga
Dengan keyakinan dan kepercayaan yang mantap, segala harapan dan permohonan dipanjatkan dalam do’a di samping makam ini, Kesuksesan dalam menjalani hidup mendorong ibu ini untuk melakukan ritual di gunung kemukus yang diyakininya akan dapat mengantarkan kepada kesuksesan itu
Untuk kesempurnaan ritual di makam Pangeran Samudra, peziarah dianjurkan melakukannya sebanyak tujuh kali berturut-turut pada hari-hari tertentu, yakni tiap malam jumat pon, atau malam jumat kliwon. Diakhiri dengan mengadakan selamatan pada ritual ketujuh yang dipimpin oleh juru kunci
Setiap malam Jumat Pon atau malam Jumat Kliwon, para peziarah yang sebagian besar adalah pedagang kecil, berduyun-duyun datang ke gunung Kemukus ini … Tidak terbatas di Jawa Tengah saja asal mereka, orang dari luar pulau Jawa juga dapat dijumpai di sana
Dengan berbagai maksud dan tujuan orang datang ke sini, dari yang mencari pesugihan, kenaikan pangkat, mencari jodoh, ketenangan jiwa, sampai yang hanya bertujuan berwisata atau refreshing . . . karena pada hari-hari tertentu, akan banyak dijumpai pedagang kaki lima atau bahkan,, para PSK yang ikut memanfaatkan ramainya malam ritual di gunung kemukus. Meski tak semua peziarah sepakat melakukan ritual perselingkuhan
Pada malam – malam tertentu, dimana para peziarah melakukan ritual di gunung kemukus, serentak tempat ini menjadi ramai dengan kehidupan malamnya, seks diasumsikan menjadi bagian dari salah satu ritual yang dilakukan oleh para peziarah sebagai syarat agar permohonan mereka dapat terkabul, karena hal ini sangat erat dengan versi kisah tentang perselingkuhan Pangeran Samudra bersama ibu tirinya yang berkembang di masyarakat
Bagi yang percaya kebenaran ritual seks dan akan melakukannya disyaratkan untuk tidak melakukannya dengan pasangan resmi. Karenanya banyak pihak yang berperan disini, mulai dari para PSK, ataupun peran mucikari, warung-warung, sekaligus persewaan kamar yang ikut dari bagian penting dari kehidupan malam disini, maka tak heran apabila suasana di Gunung Kemukus lebih mirip dengan suasana di area prostitusi
Boleh dibilang tempat ini menjadi pasar untuk menuai keuntungan. Bagi para pedagang kaki lima yang menggelar dagangannya dengan beralaskan tikar, persewaan kamar sekaligus PSK yang memanfaatkan tujuan para peziarah ke makam Pangeran Samudra. Transaksi-transaksi seks yang dilakukan di tengah-tengah ramainya orang membuat mudahnya para penikmat keuntungan ini menjalankan aktivitasnya, seakan-akan seks dan perselingkuhan sah disini, karena tertutup oleh mitos ritual yang menjadi bagian dari berkah pangeran samodra
Bagi para PSK tempat ini menjadi surga yang menguntungkan … Uang justru mudah sekali dicari, tidak ada patroli polisi, dan dengan mudah mereka mencari orang untuk menggunakan jasanya, karena bagi sebagian orang, seks disini dianggap sebagai bagian dari kelengkapan ritual di gunung kemukus
Inilah seklumit gambaran tentang realitas masyarakat kita, dimana tergambar bahwa di gunung kemukus ini, orang memupuk spirit dan motivasi untuk menambah semangat dan keyakinan terhadap jalan usaha yang dilakoninya. Khususnya oleh para Kaum Bakul Jawa yang masih sangat menjunjung tinggi jalan mistis sebagai kekuatan tersendiri demi mendorong kesuksesan yang di inginkan oleh semua orang
Mengingat banyaknya jumlah orang yang datang, tidak dipungkiri jika kemukus telah menjadi pasar yang memiliki tingkat persaingan ketat, Maka tidak mengherankan jika setiap orang berupaya semaksimal mungkin untuk mendapat bagian dari perputaran kapital di sini, mulai dari para penduduk setempat, para PSK yang menjajakan kenikmatan cinta nya, sampai pada pihak pemerintah yang ikut andil di dalamnya
Secara sosiologis, fenomena pasar capital di balik ritual kemukus ini adalah berjalannya hubungan multi dimensi antar kepercayaan dan antusiasme kebutuhan ekonomi yang mendorong manusia untuk terus berusaha memenuhi berlangsungnya kebutuhan hidup yang terus berputar

Narasi Film Dokumenter
Spirit Kapital ‘Kaum Baku Jawa’ di balik Ritual Gunung Kemukus
Oleh : iqbal muttaqin (sutradara)





Setapak.jpg




Asri.jpg




Pintu.jpg




Tangga.jpg




ramai.jpg




Memanjatkan Do'a.jpg




Syukuran.jpg




suasana.jpg




Semua Kalangan.jpg




Botol Bekas.jpg




Sendang Taruno.jpg




langkah bareng.jpg




Di Sebuah Warung.jpg




DSCN1970.JPG




IMG_1219.JPG




Menghilangkan Capek.jpg




kerumunan.jpg




mengambil uang.jpg




bersandar.jpg




Senja.jpg

Prev: Model
Next: Gedung UIN Sunan Kalijaga