Kamis, 06 Agustus 2009

15 JENIS HANTU YANG SERING MENAMPAKAN DIRI DI INDONESIA

Situs Wikipedia mencatat sedikitnya ada 15 jenis hantu yang dikenal dalam mitos orang Indonesia. Selain ke-15 tersebut, ada dua lagi jenis hantu yang luput tercatat: suster ngesot dan begu ganjang. Yang terakhir adalah hantu peliharaan yang dipercaya oleh banyak orang Batak hingga kini. Selama puluhan tahun pers sering memberitakan di berbagai daerah di Sumut tentang begu ganjang; umumnya orang yang dituduh memelihara begu ganjang akan diusir dari kampungnya, dan bahkan dihakimi oleh massa.
Blog Berita menulis satu berita tahun lalu, di Kecamatan Laguboti, Kabupaten Tobasa, warga pernah mencurigai seorang kakek sebagai pemelihara begu ganjang. Warga memanggil dukun anti-begu dari luar kota untuk membuktikan tudingan mereka, tapi eksekusi supranatural itu tidak jadi terlaksana karena si kakek tidak mau dipertemukan dengan dukun.

Berikut macam-macam hantu ala Indonesia yang dimuat Wikipedia:

1. Kuntilanak
2. Sundel bolong
3. Tuyul
4. Pocong
5. Genderuwo
6. Kemangmang
7. Wewe
8. Orang bunian
9. Siluman
10. Leyak
11. Rangda
12. Jin
13. Jenglot
14. Babi ngepet
15. Ipri

Beberapa dari jenis hantu ini telah difilmkan dalam berbagai versi, baik di layar tivi maupun bioskop. Mulai kuntilanak, sundel bolong, tuyul, pocong, siluman, hingga kisah-kisah jin. Tidak hanya Indonesia, negara Malaysia pun beberapa kali bikin film kuntilanak, yang menurut istilah di sana disebut sebagai pontianak.

Film Indonesia tentang kuntilanak

* Terowongan Casablanca (Kuntilanak Merah) (2007)
* Kuntilanak (2006), karya Rizal Mantovani
* Kuntilanak (1962), dibintangi oleh Ateng

Film Malaysia tentang kuntilanak alias pontianak

* Pontianak Gua Musang
* Anak Pontianak (1958)
* Pontianak Kembali (1963)
* Pontianak Harum Sundal Malam (2004)
* Pontianak Harum Sundal Malam 2 (2005)

Jin sendiri dipercayai keberadaannya dalam agama Islam. Sama seperti manusia, jin juga punya nyawa. Bila manusia diciptakan dari tanah, maka jin dijadikan dari api. “Dan kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas,” (QS Al-Hijr 15:27). Sementara malaikat diciptakan dari cahaya. Masih menurut Wikipedia, jin dapat memasuki tubuh seseorang. Indikasi orang yang dimasuki jin adalah:

Gejala waktu terjaga

* Badan terasa lemah, loyo, dan tidak ada gairah hidup.
* Berat dan malas untuk beraktivitas, terutama untuk beribadah kepada Allah.
* Banyak mengkhayal dan melamun, senyum dan bicara sendiri.
* Tiba-tiba menangis atau tertawa tanpa sebab.
* Sering merasa ada getaran, hawa dingin, atau panas, kesemutan, berdebar, dan sesak nafas saat membaca Al-Qur’an.

Gejala waktu tidur

* Banyak tidur dan mengantuk berat, atau sulit tidur tanpa sebab.
* Sering mengigau dengan kata-kata kotor.
* Melakukan gerakan-gerakan aneh, seperti mengunyah dengan keras sampai beradu gigi.
* Sering bermimpi buruk dan seram atau seakan-akan jatuh dari tempat yang tinggi.
* Bermimpi melihat binatang-binatang seperti ular, kucing, anjing, singa, serigala yang seakan-akan menyerangnya.
* Bermimpi ditemui jin yang mengaku arwah nenek moyang atau tokoh tertentu.
* Saat tidur merasa seperti ada yang mencekik lehernya atau menggelitikinya dan menendangnya.


KUNTILANAK

Dalam folklor Melayu, sosok kuntilanak digambarkan dalam bentuk wanita
cantik yang punggungnya berlubang. Kuntilanak digambarkan senang meneror penduduk kampung untuk menuntut balas. Kuntilanak sewaktu muncul selalu diiringi harum bunga kamboja. Konon laki-laki yang tidak berhati-hati bisa dibunuh sesudah kuntilanak berubah
wujud menjadi penghisap darah.
Kuntilanak juga senang menyantap bayi dan melukai wanita hamil.Dalam cerita seram dan film horor di televisi Malaysia, kuntilanak digambarkan membunuh mangsa dengan cara menghisap darah di bagian tengkuk, seperti vampir.Agak berbeda dengan gambaran menurut tradisi Melayu, kuntilanak menurut tradisi Sunda tidak memiliki lubang di punggung dan hanya mengganggu dengan penampakan saja.Jenis yang memiliki lubang di punggung sebagaimana deskripsi di atas disebut sundel bolong. Kuntilanak konon juga menyukai pohon tertentu sebagai tempat "bersemayam", misalnya waru yang tumbuh condong ke samping (populer disebut "waru doyong").

Kepercayaan penangkalan

Berdasarkan kepercayaan dan tradisi masyarakat Jawa, kuntilanak tidak akan mengganggu wanita hamil bila wanita tersebut selalu membawa paku, pisau, dan gunting bila bepergian ke mana saja. Hal ini menyebabkan seringnya ditemui kebiasaan meletakkan gunting, jarum dan pisau di dekat tempat tidur bayi.Menurut kepercayaan masyarakat Melayu, benda tajam seperti paku bisa menangkal serangan kuntilanak. Ketika kuntilanak menyerang, paku ditancapkan di lubang yang ada di belakang leher kuntilanak. Sementara dalam kepercayaan masyarakat Indonesia lainnya, lokasi untuk menancapkan paku bisa bergeser ke bagian atas ubun-ubun kuntilanak.

Kepercayaan akan adanya kuntilanak atau sundel bolong sangat sering dijadikan sebagai bahan urban legend serta sinema.
Berikut adalah beberapa film yang dibuat dengan inspirasi dari kuntilanak:

* Film Indonesia

o Terowongan Casablanca (Kuntilanak Merah) (2007) (Indika Entertainment)
o Kuntilanak (2006) karya Rizal Mantovani
o Kuntilanak (1974; dibintangi dan disutradarai oleh Ratno Timoer)
o Kuntilanak (1962), dibintangi oleh Ateng
o Sundel Bolong, dibintangi oleh Suzanna
* Film Malaysia
o Pontianak Gua Musang
o Anak Pontianak (1958)
o Pontianak Kembali (1963)
o Pontianak Harum Sundal Malam (2004)
o Pontianak Harum Sundal Malam 2 (2005)

SUNDEL BOLONG

Sundel bolong dalam mitos hantu Indonesia digambarkan dengan wanita berambut panjang dan bergaun panjang warna putih. Digambarkan pula terdapat bentukan bolong di bagian punggung yang sedikit tertutup rambut panjangnya sehingga organ-organ tubuh bagian perut terlihat. Dimitoskan hantu sundel bolong mati karena diperkosa dan melahirkan anaknya dari dalam kubur. Biasanya sundel bolong juga diceritakan suka mengambil bayi-bayi yang baru saja dilahirkan.
Perwujudan ini sangat kuat digambarkan dalam film horor Indonesia tahuan 80-an dimana banyak diperankan oleh aktris kawakan Suzanna.

Legenda Sundel bolong

Legenda Sundel Bolong mengisahkan mengenai seorang penari ronggeng, Imah ,
yang memutuskan untuk berhenti menari ronggeng. Ia dan suaminya, Sarpah, memutuskan berpindah ke dusun lain di mana Sarpah bekerja di perkebunan teh milik seorang juragan, Danapati yang psikopat. Danapati yang suka bermain perempuan ternyata menyukai Imah. Ketika Sarpah berangkat ke Sumatera atas perintahnya, Danapati dan orang-orang suruhannya berhasil memperkosa Imah. Ketika Sarpah pulang, Imah berusaha menutupi kejadian yang menimpanya.Di saat yang sama, mulai muncul banyak terjadi pembunuhan dengan luka di punggung mayat yang sudah bolong. Dalam keresahan, warga mencari pelaku pembunuhan itu dan teror sundel bolong pun mulai menghantui.

TUYUL

Tuyul adalah makhluk yang sering ditampilkan dalam cerita fiksi Indonesia. Dalam berbagai film atau gambar tuyul digambarkan sebagai makhluk halus berwujud anak kecil yang kerdil,
perawakannya gundul, dan suka mencuri. Tuyul juga kadang-kadang digambarkan bekerja pada seorang majikan manusia untuk alasan tertentu. Adapun tuyul digambarkan mempunyai sifat seperti anak-anak normal biasa dimana dia harus mencari induk semang sebagai ibu kandungnya.Dia digambarkan sebagai bayi yang mati baru beberapa bulan lalu dibangkitkan oleh dukun sebagai tuyul untuk tujuan-tujuan tertentu yang tidak baik.Tuyul adalah salah satu folklore dari pulau jawa disamping kuntilanak,genderuwo,banaspati,dsb.Tuyul mempunyai sifat yang sama dengan balita pada umumnya.Dalam berbagai macam film tuyul dijelaskan sebagai sebuah roh suruhan dari induknya guna mencari kekayaan dengan cara mencuri dari orang-orang kaya atau yang disuruh induk semangnya

POCONG

Penggambaran pocong bervariasi. Dikatakan, pocong memiliki wajah berwarnah hijau dengan mata yang kosong. Penggambaran lain menyatakan, pocong berwajah rata dan memiliki lubang mata berongga atau tertutup kapas dengan wajah putih pucat. Mereka yang percaya akan adanya hantu ini beranggapan, pocong merupakan bentuk protes dari si mati yang terlupa dibuka ikatan kafannya sebelum kuburnya ditutup.

Meskipun pocong dalam film sering digambarkan bergerak melompat-lompat, mitos tentang pocong malah menyatakan pocong bergerak melayang-layang. Hal ini bisa dimaklumi, sebab di film-film pemeran pocong tidak bisa menggerakkan kakinya sehingga berjalannya harus melompat-lompat.Keadaan ini pula yang menimbulkan suatu pernyataan yang biasa dipakai untuk membedakan pocong asli dan pocong palsu di masyarakat:“Lihat saja cara berjalannya. Bila berjalannya melompat-lompat, lempar saja dengan batu, pasti akan teriak-teriak. ”

Kepercayaan akan adanya hantu pocong hanya berkembang di Indonesia, terutama di Jawa dan Sumatera. Walaupun penggambarannya mengikuti tradisi muslim,umat beragama lain pun ternyata dapat mengakui eksistensi hantu ini.

GENDERUWO

Genderuwo adalah makhluk halus yang menyerupai kera tapi berbadan tinggi dan besar, makhluk ini suka tinggal di pepohonan, sepeti pohon beringin dan pohon-pohon besar lainnya karena wujudnya yang seperti kera raksasa.Genderuwo tidak dapat dilihat oleh orang biasa tapi pada saat tertentu dia mau menampakkan dirinya

HANTU KEMANGMANG

Konon, jin jenis ini biasa menampakkan diri dalam wujud seekor katak raksasa, dengan tengkuk membawa api berkobar-kobar. Api inilah yang bisa membakar apa saja....Istilah Kemangmang mungkin sudah tercetus sejak berabad-abad silam. Dia dipercaya sebagai makhluk yang berada dalam lingkup alam gaib. Termasuk bangsa jin.Berbeda dengan jenis jin lain yang punya karakter dan bentuk penampakkannya menyerupai fisik manusia, Kemangmang wujud penampakkan fisiknya disebutkan berupa sosok katak air dalam ukuran jumbo. Setidaknya, kepercayaan semacam ini tumbuh subur di kalangan masyarakat Pantura, Jawa Barat, khususnya di daerah Indramayu dan sekitarnya.

Selain ukurannya ratusan kali lipat dari ukuran katak air atau Bangkong biasa yang hanya sekepalan tangan orang dewasa, pada bagian antara kepala dengan punggung, atau persisnya di sekitar tengkuk Kemangmang, akan muncul api yang berkobar-kobar.

Api pada tengkuk Kemangmang ini bukan halusinasi ataupun hanya api fatamorgana, melainkan api yang sanggup membakar kayu-kayu kering. Konon dengan sebab ini, di sejumlah lokasi rawa-rawa dan pertambakan di wilayah Pantai Utara Jawa Barat, kerap terjadi insiden kebakaran hutan mangrove (bakau) yang, Banyak yang menduga kebakaran ini akibat ulah Kemangmang.

Uniknya lagi, api pada tengkuk Kemangmang ini tidak akan padam walau terkena air sekalipun. Tiap kali muncul ke permukaan air rawa, scara spontanitas api pada tengkuknya akan berkobar-kobar.

Sama seperti makhluk gaib pada umumnya, jin berwujud katak raksasa ini tidak pernah berani muncul pada siang hari. Kemangmang hanya melakukan penampakkan pada malam hari, khusus di sekitar areal rawa yang jauh dari pemukiman.

Karena keganasannya yang dapat membinasakan manusia akibat kobaran apinya, tak heran bila berpuluh-puluh tahun silam, keberadaan Kemangmang menjadi momok di kalangan penggembala kerbau di kawasan Pantura, khusus di wilayah pedesaan Kabupaten Indramayu.

Para penggembala kerbau ketika itu selalu mencari lokasi yang subur rerumputannya, disertai genangan air melimpah. Pasalnya, kerbau termasuk binatang darat yang tidak tahan sengatan panas matahari sehingga harus sering berkubang.

Untuk memenuhi selera binatang ternaknya, para penggembala kerbau terpaksa tinggal berhari-hari di areal rawa-rawa. Mereka inilah yang kerap menyaksikan fenomena penampakkan Kemangmang, dengan api pada tengkuknya yang berkobar-kobar.

Dalam suasana gelap, penggembala kerap kali dikejutkan oleh munculnya kobaran api di tengah-tengah rawa yang tergenang air dalam radius puluhan hektare. Api ajaib ini berkobar-kobar sesaat di permukaan air lalu hilang. Tidak berapa lama, kobaran itupun muncul lagi di tempat yang berbeda. Fenomena mistik ini terus-menerus berlangsung selama beberapa belas menit.

Apa yang diburu Kemangmang dalam kemunculannya di tengah rawa, sampai hari ini belum ada jawaban yang pasti. Sebab jenis makanan apa yang disukainyapun masih misterius.

Jin Kemangmang ini konon hanya muncul dan bermain-main dengan kobaran apinya di permukaan rawa. Tapi, sesekali makhluk halus ini menebar malapataka bagi manusia.

Sebelum areal rawa diubah menjadi petakan empang bandeng dan tambak udang, masyarakat yang mukim di sekitar pantai utara Indramayu sudah cukup akrab dengan penampakkan jin Kemangmang. Bahkan, sampai saat inipun disebutkan jin dalam wujud katak raksasa dengan tengkuk menyala-nyala itu masih muncul sewaktu-waktu, terutama di lokasi yang jauh dari pemukiman penduduk.

Uniknya lagi, keberadaan kemangmang, di satu sisi kerap dinantikan, karena sebagai isyarah atau petunjuk kemakmuran pangan di desa setempat. Namun disisi lain, tidak ada seorang pun yang berharap akan bertemu dengannya, karena jika apes, bukan hanya cidera. Bahkan nyawapun jadi taruhannya.

Setidaknya, hal seperti itu dialami dua orang penggembala kerbau di areal rawa-rawa Blok Rawa Tengkele, Desa Krimun, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Carkiman, 23 tahun, warga Genteng, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, bersama teman seprofesi Tarim (45 tahun), yang tinggal di desa tetangga dengan Carkiman, dapat dicatat sebagai saksi mata yang menyatakan kalau Kemangmang memang masih ada.

Peristiwanya terjadi waktu Carkiman bekerja sebagai buruh gembala kerbau pada juragan di desanya. Statusnya hanya pawongan atau buru gembala kerbau milik H. Ridwan. Carkiman mendapatkan tugas menggembalakan sepuluh ekor kerbau berbagai jenis kelamin dan usia.

Upah jasa sebagai buruh gembala kerbau bukan berupa uang cash, melainkan berupa gabah tiap usai panen musim rendeng. Untuk mendapatkan lokasi yang cocok bagi binatang gembalanya, Carkim memilih menetap di sekitar rawa-rawa Blok Rawa Tengkele, berlokasi di luar wilayah desa tempatnya tongga;.

Di tempat itu tidak hanya dia sendiri. Beberapa buruh gembala kerbau lainnya pun menetap di lokasi yang sama. Sehingga puluhan ekor kerbau memenuhi kawasan rawa-rawa tersebut.

Dari sejumlah buruh gemgala kerbau yang ada, Tarim merupakan penggembala yang paling ramah serta sangat akrab dengan Carkim. Sama seperti halnya Carkiman, pria paruh baya itupun hanya berstatus buruh gembala.

Malam itu di kawasan rawa masih gerimis sisa hujan tadi siang. Carkiman dan Tarim sepakat tidur bersama dalam gubuk milik H. Ridwan. Sore menjelang Maghrib, Tarim baru kembali dari rumah majikannya buat mengambil perbekalan. Dalam kantung kresek warna hitam yang dibawanya terisi penuh gula, kopi, rokok dan makanan kering.

Carkiman yang sudah kehabisan perbekalan, merasa bersyukur lantaran temannya selalu membuka tangan untuk saling menolong dalam hal akomodasi.

Tanpa mengenal jam dan waktu, dua teman karib yang beda usia itupun duduk bersila di atas tikar pandan di lantai gubuk yang lembab. Dua cangkir kopi masih mengepulkan asap dengan baunya yang gurih. Ditingkahi kepulan asap rokok keretek murahan dari lubang mulut keduanya.

Untuk mengisi malam, Tarim paling banyak bicara. Dia dengan bangganya menceritakan setumpuk pengalaman sepanjang kariernya sebagai penggembala kerbau.

Selain pengalaman manis dan pengalaman pahit dalam hal ekonomi, sebagian di antaranya berkaitan dengan pengalaman mistis yang sangat mencekam.

Selama puluhan tahun menggembala kerbau dan bermukim dari rawa yang satu ke rawa yang lainnya, sudah tidak terhitung dia menemukan pengalaman mistis.

Menurut Tarim, ada beberapa jenis makhluk halus yang biasa bermukim di sekitar rawa. Namun dari sekian jenis makhluk halus penghuni rawa, Kemangmang-lah yang paling ganas dan berbahaya.

Di saat menjelaskan sepak terjang Kemangmang yang mengerikan dan berbahaya itu, di kejauhan tiba-tiba terdengar suara anjing dalam jumlah banyak. Bukan hanya menyalak dan mengeram, bahkan ada juga yang melolong panjang seakan tengah mengundang makhluk halus agar datang di tempat itu.

Saat itulah, sekitar seratus meter di depan gubuk, tepatnya di tengah genangan air rawa, tiba-tiba terlihat api berkobar. Kobaran api itu muncul sesaat, lalu kembali menghilang.

"Masya Allah, kita bakal celaka, Car!" Pekik Tarim, risau. Wajahnya yang semua ceria mendadak berubah tegang.

"Celaka? Apa maksud Mang Tarim?" Carkiman terbengong.

"Barusan kamu melihat kobaran api di tengah air rawa kan?" Tarim balik bertanya.

"Ya, saya melihatnya. Memangnya itu api apaan sih, Mang?"

Tubuh Tarim bergetar hebat. Bibirnyapun bergetar. Begitu pun suara yang keluar dari celah bibirnya bergetar dan terbata-bata, "I...i...itulah...itulah yang barusan saya ceritakan. Itu...itu api kemangmang, Car!" Urai Tarim.

Jantung Carkiman nyaris saja copot setelah mendengar penjelasan Tarim. Ternyata Kemangmang itu wujudnya kobaran api yang tidak padam terkena air.

Lalu Tarim membenamkan rokoknya ke dalam lantai gubuk yang lembab, sekaligus meminta Carkiman untuk mematikan rokoknya. Konon, Kemangmang sangat sensitif terhadap cahaya walau sekecil apapun. Diceritakan, jika sudah melihat cata, makhluk itu langsung mengejar ke sumber cahaya tersebut.

Tanpa diminta dua kali, Carkiman kontan melumatkan bara rokoknya ke atas lantai hingga padam seketika.

Tidak berapa lama pula, kobaran api aneh itu muncul di permukaan air rawa, bahkan hanya berjarak beberapa meter di depan gubuk. Rupanya makhluk itu sudah melihat cahaya rokok dalam radius ratusan meter tadi.

Baik Carkiman maupun Tarim langsung memanjatkan doa kepada Tuhan supaya makhluk itu tidak menyerang. Tapi, belum selesai memanjatkan doa-doanya, kobaran api berikut sosok katak sebesar kambing gibas secara cepat melompat dari dalam air dan menerjang ke arah Carkiman dan Tarim.

Menyadri datangnya bahaya, Tarim menyeret lengan Carkiman sekaligus menerobos ke samping gubuk. Baru saja keduanya bergulingan di atas tanah becek, Kemangmang sudah menggempur ke dalam gubuk.

Gubuk yang terbuat dari anyaman bambu itupun secara cepat terbakar, menciptakan sinar merah kekuningan. Dari dalam kobaran api gubuk melesatlah Kemangmang tertuju ke arah keduanya.

Sekuat tenaga, baik Carkiman maupun Tarim mempercepat larinya. Hanya mengandalkan cahaya bulan yang remang-remang, keduanya lari pontang-panting di antara rumpun belukar.

Setelah jatuh puluhan kali, baru keduanya menarik nafas lega. Keduanya bersyukur karena tidak sampai dibakar oleh Kemangmang. Malam itu keduanya tidur di tempat lain yang jauh dari rawa.

Keesokan paginya, barulah keduanya mendatangi tempatnya kejadian semalam. Ternyata, di gubuk yang tersisa hanyalah puing-puing hitam sisa arang gubuk.

Demikianlah sekilas cerita mengenai keganasan Kemangmang. Hantu jenis ini, di tempat lain bisa jadi juga ada. Hanya, namanya yang pasti berbeda.

WEWE GOMBEL

Wewe Gombel adalah sebuah istilah dalam tradisi Jawa yang berarti roh jahat atau hantu yang suka mencuri anak-anak, tapi tidak mencelakainya. Konon anak yang dicuri biasanya anak-anak yang ditelantarkan dan diabaikan oleh orang tuanya. Wewe Gombel biasanya akan menakut-nakuti orang tua si anak atas sikap dan perlakuannya kepada anaknya sampai mereka bila mereka telah sadar, Wewe Gombel akan mengembalikan anaknya.

Menurut cerita, Wewe Gombel adalah roh dari seorang wanita yang meninggal bunuh diri lantaran dikejar masyarakat karena telah membunuh suaminya.Peristiwa itu terjadi setelah suami dari wanita itu berselingkuh dengan wanita lain. Sang suami melakukan hal itu karena istrinya tak bisa memberikan anak yang sangat diharapkannya. Akhirnya ia dijauhi dan dibenci suaminya lalu dikucilkan sampai menjadi gila dan gembel. disebut Wewe gombel karena kejadian ini terjadi di daerah Semarang. Jika kita berkendaraan dari arah jatingaleh ke arah banyumanik, maka akan terlihat bekas iklan bir bintang. Di situlah konon letak lokasi wewe gombel berada. Beberapa orang menyebutkan bahwa lokasi tersebut adalah lokasi kerajaan hantu. Menurut cerita itu pula, hal itu yang menyebabkan sebuah hotel yang terletak di dalam lokasi bukit gombel menjadi bangkrut.

ORANG BUNIAN

Orang bunian adalah sejenis makhluk halus yang dikenal di wilayah Minangkabau, Sumatera Barat. Bentuknya menyerupai manusia, tinggal di tempat-tempat sepi, di rumah-rumah kosong yang telah ditinggal penghuninya.

Istilah ini dikenal di wilayah Istilah orang bunian juga terkadang dikaitkan dengan istilah dewa di Minangkabau, pengertian dewa dalam hal ini sedikit berbeda dengan pengertian dewa dalam agama-agama Hindu maupun Buddha. Dewa dalam istilah Minangkabau berarti sebangsa makhluk halus yang tinggal di hutan atau di rimba, di pinggir bukit, di dekat pekuburan. Biasanya bila hari menjelang maghrib di pinggir bukit akan tercium sebuah aroma yang biasa dikenal dengan nama masakan dewa atau samba dewa. aromanya mirip bau kentang goreng. Hal ini boleh ditanyakan langsung kepada masyarakat Minangkabau. Satu hal lagi, dewa lebih dikonotasikan bergender perempuan, yang cantik rupawan, bukan laki-laki seperti persepsi yang umum di agama lain. Selain itu,masyarakat juga meyakini bahwa ada peristiwa orang hilang disembunyikan dewa; ada juga istilah orang dipelihara dewa, yang semenjak bayi sudah dilarikan oleh dewa. cerita ini masih masyhur sampai sekarang.

SILUMAN

Siluman dalam folklor Indonesia merupakan makhluk halus yang tinggal dalam komunitas dan menempati suatu tempat. Mereka melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari layaknya manusia biasa. Mereka juga mengenal peradaban. Siluman dapat berasal dari manusia biasa yang kemudian meninggalkan alam kasar atau setelah orang meninggal ruhnya masuk dalam masyarakat itu, atau memang sudah merupakan makhluk halus sejak awalnya. Pertemuan antara manusia dengan siluman seringkali menjadi bagian dari cerita-cerita misteri yang digemari. Siluman dikenal pula sebagai orang bunian dalam tradisi masyarakat Sumatera. Mitos tentang Kanjeng Ratu Kidul merupakan satu mitos tentang masyarakat siluman yang sangat dikenal suku-suku di Jawa, bahkan digunakan sebagai legitimasi kekuasaan raja-raja pewaris Mataram.

Beberapa mitos tentang siluman lain:

* Siluman Rawa Lakbok
* Moksanya Prabu Siliwangi dan pengikut-pengikutnya di Gunung Gede
* Masyarakat penghuni Gunung Merapi (konon dipimpin oleh Sunan Merapi) dan Gunung Lawu (konon dipimpin oleh Sunan Lawu)

LEAK

Dalam mitologi Bali, Leak adalah penyihir jahat. Le artinya penyihir dan ak artinya jahat. Leak hanya bisa dilihat di malam hari oleh para dukun pemburu leak. Di siang hari ia tampak seperti manusia biasa, sedangkan pada malam hari ia berada di kuburan untuk mencari organ-organ dalam tubuh manusia yang digunakannya untuk membuat ramuan sihir. Ramuan sihir itu dapat mengubah bentuk leak menjadi seekor harimau, kera, babi atau menjadi seperti Rangda. Bila perlu ia juga dapat mengambil organ dari orang hidup.

Kepercayaan
Diceritakan juga bahwa Leak dapat berupa kepala manusia dengan organ-organ yang masih menggantung di kepala tersebut. Leak dikatakan dapat terbang untuk mencari wanita hamil, untuk kemudian menghisap darah si bayi yang masih di kandungan. Ada tiga leak yang terkenal. Dua di antaranya perempuan dan satu laki-laki.

Menurut kepercayaan orang Bali, Leak adalah manusia biasa yang mempraktekkan sihir jahat dan membutuhkan darah embrio agar dapat hidup. Dikatakan juga bahwa Leak dapat mengubah diri menjadi babi atau bola api, sedangkan bentuk Leyak yang sesungguhnya memiliki lidah yang panjang dan gigi yang tajam. Beberapa orang mengatakan bahwa sihir Leak hanya berfungsi di pulau Bali, sehingga Leak hanya ditemukan di Bali.

Apabila seseorang menusuk leher Leak dari bawah ke arah kepala pada saat kepalanya terpisah dari tubuhnya, maka Leak tidak dapat bersatu kembali dengan tubuhnya. Jika kepala tersebut terpisah pada jangka waktu tertentu, maka Leak akan mati.

Topeng leak dengan gigi yang tajam dan lidah yang panjang juga terkadang digunakan sebagai hiasan rumah.

RANGDA

Rangda adalah ratu dari para leak dalam mitologi Bali. Makhluk yang menakutkan ini diceritakan sering menculik dan memakan anak kecil serta memimpin pasukan nenek sihir jahat melawan Barong, yang merupakan simbol kekuatan baik.

Diceritakan bahwa kemungkinan besar Rangda berasal dari ratu Manendradatta yang hidup di pulau Jawa pada abad yang ke-11. Ia diasingkan oleh raja Dharmodayana karena dituduh melakukan perbuatan sihir terhadap permaisuri kedua raja tersebut. Menurut legenda ia membalas dendam dengan membunuh setengah kerajaan tersebut, yang kemudian menjadi miliknya serta milik putra Dharmodayana, Erlangga. Kemudian ia digantikan oleh seseorang yang bijak. Nama Rangda berarti juga janda.

Rangda sangatlah penting bagi mitologi Bali. Pertempurannya melawan Barong atau melawan Erlangga sering ditampilkan dalam tari-tarian. Tari ini sangatlah populer dan merupakan warisan penting dalam tradisi Bali. Rangda digambarkan sebagai seorang wanita dengan rambut panjang yang acak-acakan serta memiliki kuku panjang. Wajahnya menakutkan dan memiliki gigi yang tajam.

JIN

Jin (bahasa arab : جن ) secara harfiah berarti sesuatu yang berkonotasi "tersembunyi" atau "tidak terlihat". Dalam Islam dan mitologi Arab pra-Islam, jin adalah salah satu ras mahluk yang tidak terlihat dan diciptakan dari api.
Jin dalam Mitologi Arab pra-Islam

Dalam anggapan orang-orang sebelum Islam datang, Jin dianggap sebagia makhluk keramat, yang harus disembah dan dihormati. Para orang pada masa tersebut menggambarkannya dalam bentuk patung sesembahan mereka.

[sunting] Jin dalam Islam

“Dan kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS Al-Hijr 15:27).

Dalam Islam, makhluk ciptaan Allah dapat dibedakan antara yang bernyawa dan tak bernyawa. Di antara yang bernyawa adalah jin. Kata jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan, yang berarti istitar (tersembunyi).

Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus, sedangkan syetan ialah setiap yang durhaka dari golongan jin, manusia atau hewan.

Dinamakan jin, karena ia tersembunyi wujudnya dari pandangan mata manusia. Itulah sebabnya jin dalam wujud aslinya tidak dapat dilihat mata manusia. Kalau ada manusia yang dapat melihat jin, maka jin yang dilihatnya itu adalah jin yang sedang menjelma dalam wujud makhluk yang dapat dilihat mata manusia biasa.

“Sesungguhnya ia (jin) dan pengikut-pengikutnya melihat kalian (hai manusia) dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS Al-A’raf 7:27).

Tentang asal kejadian jin, Allah menjelaskan, kalau manusia pertama diciptakan dari tanah, maka jin diciptakan dari api yang sangat panas sesuai dengan ayat tersebut di atas.

Dalam ayat lain Allah mempertegas:

“Dan Kami telah menciptakan jin dari nyala api.” (QS Ar-Rahman 55:15). Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid dan Adhdhahak berkata, bahwa yang dimaksud dengan firman Allah: Dari nyala api, ialah dari api murni.

Dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas: Dari bara api. (Ditemukan dalam Tafsir Ibnu Katsir). Dalilnya dari hadits riwayat Aisyah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

“Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan(diceritakan) kepada kalian.” [yaitu dari air spermatozoa] (HR Muslim di dalam kitab Az-Zuhd dan Ahmad di dalam Al-Musnad).

Bagaimana wujud api itu, Al-Qur’an tak menjelaskan secara rinci, dan Allah pun tidak mewajibkan kepada kita untuk menelitinya secara detail.

Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Syetan memperlihatkan wujud (diri)nya ketika aku shalat, namun atas pertolongan Allah, aku dapat mencekiknya hingga kurasakan dingin air liurnya di tanganku. Kalau bukan karena doa saudaraku Nabi Sulaiman, pasti kubunuh dia.” (HR Bukhari).

[sunting] Jin dapat mengubah Bentuk

Setiap makhluk diberi Allah kekhususan atau keistimewaan tersendiri, di mana salah satu kekhususan jin ialah dapat mengubah bentuk. Misalnya jin kafir (syetan) pernah menampakkan diri dalam wujud orang tua kepada kaum Quraisy sebanyak dua kali. Pertama, ketika suku Quraisy berkonspirasi untuk membunuh Nabi Muhammad SAW di Makkah. Kedua, dalam perang Badr pada tahun kedua Hijriah. (QS Al-Anfaal 8:48).

Jin dapat beranak-pinak

Jin beranak-pinak dan berkembang-biak (lihat surat Al-Kahfi, 18:50). Tentang apakah jin bisa meninggal atau tidak, ada pendapat bahwa jin hanya berkembang biak, tetapi tidak pernah meninggal. Benar atau tidak, wa Allahu a’lam. Namun menurut hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, di mana Nabi Muhammad SAW berdo’a: “Ya Allah, Engkau tidak mati, sedang jin dan manusia mati…” (HR Bukhari 7383 – Muslim 717).

Habitat para Jin

Walaupun banyak perbedaan antara manusia dengan jin, namun persamannya juga ada. Di antaranya sama-sama mendiami bumi. Bahkan jin telah mendiami bumi sebelum adanya manusia dan kemudian tinggal bersama manusia itu di rumah manusia, tidur di ranjang dan makan bersama manusia.

Tempat yang paling disenangi jin adalah WC. Oleh sebab itu hendaknya kita berdoa waktu masuk WC yang artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari (gangguan) setan (jin) laki-laki dan setan (jin) perempuan.” (HR At-Turmudzi).

Syetan suka berdiam di kubur dan di tempat sampah. Apa sebabnya, Al-Qur’an tidak menjelaskan secara rinci. Kuburan dijadikan sebagai tempat bermeditasi oleh tukang sihir (Paranormal).

Nabi Muhammad SAW melarang kita tidur menyerupai syetan. Syetan tidur di atas perutnya (tengkurap) dan bertelanjang. Manusia yang tidur dalam keadaan bertelanjang menarik perhatian syetan untuk mempermainkan auratnya dan menyebabkan timbulnya penyakit.

Qarin

Yang dimaksud dengan qarin dalam surat Qaaf 50:27 ialah yang menyertai. Setiap manusia disertai jin yang selalu memperdayakannya. Allah berfirman, artinya: “Yang menyertai dia (qarin) berkata pula: ‘Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkan tetapi dialah (manusia) yang berada dalam kesesatan yang jauh’…” (QS Qaaf 50:27).

Manusia dan syetan qarinnya itu akan bersama-sama pada hari berhisab nanti. Dalam sebuah hadits (HR Ahmad) Aisyah ra mengatakan:

Rasulullah SAW keluar dari rumah pada malam hari, aku cemburu karenanya. Tak lama ia kembali dan menyaksikan tingkahku, lalu ia berkata: “Apakah kamu telah didatangi syetanmu?” “Apakah syetan bersamaku?” Jawabku. “Ya, bahkan setiap manusia.” Kata Nabi Muhammad SAW. “Termasuk engkau juga?” Tanyaku lagi. “Betul, tetapi Allah menolongku hingga aku selamat dari godaannya.” Jawab Nabi (HR Ahmad).

Berdasarkan hadits ini, Nabi Muhammad juga ternyata didampingi syetan. Hanya syetan itu tidak berkutik terhadapnya. Lalu bagaimana mendeteksi keberadaan jin (misalnya di rumah kita), apa tanda-tanda seseorang kemasukan jin? Tidak ada cara atau alat yang bisa mendeteksi keberadaan jin. Sebab jin dalam wujud aslinya merupakan makhluk ghaib yang tidak mungkin dilihat manusia (QS Al-A’raf 7:27).

Tidak ada manusia yang bisa melihat jin, dan jika ada manusia yang mengklaim mampu melihat jin, maka orang tersebut sedang bermasalah. Bisa jadi dia mempunyai jin warisan atau pun jin hasil dia belajar. Kemampuan ini sebetulnya dalam Islam dilarang untuk dimiliki, dan termasuk dalam kategori bekerja sama dengan jin yang menyesatkan (QS Al-Jin 72:6).

Sesungguhnya, tidak ada cara yang bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan jin. Jangan meminta bantuan orang yang mempunyai ilmu terawang. Sebab kalau kita meminta bantuannya, kita berarti telah meminta bantuan dukun musyrik yang dalam Islam merupakan dosa besar, bahkan bisa mengeluarkan seseorang dari Islam.

Keberadaan Jin

Yang bisa diketahui dalam hal ini adalah tanda-tanda keberadaan jin. Umpamanya, jin yang menampakkan diri pada seseorang di rumah atau ditempat-tempat tertentu. Atau anggota rumah/kantor yang sering kehilangan uang sementara menurut perkiraan sangat tidak mungkin ada orang yang mencuri. Atau orang sering kesurupan kalau memasuki tempat tersebut. Itu adalah bagian dari indikasi gangguan jin di tempat tersebut.

Jika sudah ada gangguan, maka Ruqyah Syar’iyyah adalah solusi islaminya. Ada pun jika tidak ada gangguan di rumah atau di tempat kita, maka pendeteksian keberadaan jin-jin jahat tak perlu dilakukan.

Demikian juga masalah deteksi jin pada diri seseorang. Tidak ada orang yang dapat melihat keberadaan jin secara pasti dalam tubuh seseorang. Kalau ada yang mengaku mampu mendeteksinya secara pasti, maka orang tersebut juga mempunyai jin yang tidak boleh dimintai bantuan.

Untuk memastikan keberadaan jin yang memasuki tubuh seseorang adalah juga dengan Ruqyah Syar’iyyah. Yaitu, terapi nabawi berupa membacakan ayat-ayat Al-Qur’an dan do’a-do’a yang ma’surat. Itulah satu-satunya cara islami yang diajarkan Islam untuk menangani segala kasus yang berhubungan dengan jin.

Indikasi orang yang dimasuki jin sebagai berikut:

* Gejala waktu terjaga, di antaranya:

1. Badan terasa lemah, loyo, dan tidak ada gairah hidup.
2. Berat dan malas untuk beraktifitas, terutama untuk beribadah kepada Allah.
3. Banyak mengkhayal dan melamun, senyum dan bicara sendiri.
4. Tiba-tiba menangis atau tertawa tanpa sebab.
5. Sering merasa ada getaran, hawa dingin, atau panas, kesemutan, berdebar, dan sesak nafas saat membaca Al-Qur’an.

* Gejala waktu tidur, di antaranya adalah:

1. Banyak tidur dan mengantuk berat, atau sulit tidur tanpa sebab.
2. Sering mengigau dengan kata-kata kotor.
3. Melakukan gerakan-gerakan aneh, seperti mengunyah dengan keras sampai beradu gigi.
4. Sering bermimpi buruk dan seram atau seakan-akan jatuh dari tempat yang tinggi.
5. Bermimpi melihat binatang-binatang seperti ular, kucing, anjing, singa, serigala yang seakan-akan menyerangnya.
6. Bermimpi ditemui jin yang mengaku arwah nenek moyang atau tokoh tertentu.
7. Saat tidur merasa seperti ada yang mencekik lehernya atau menggelitikinya dan menendangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar