Kamis, 06 Agustus 2009

SEBUAH MAKAM YANG BANYAK DIMINATI PENGUNJUNG DIGUNUNG KEMUKUS

Spirit Kapital ‘Kaum Baku Jawa’
di balik
Ritual Gunung Kemukus
Ekonomi merupakan bagian dari roda kehidupan yang akan selalu berputar seiring dengan makin bertambahnya kebutuhan manusia yang tak ada habisnya
Salah satu yang tak lepas dari perputaran ekonomi adalah mereka para pedagang kecil. Untuk mengikuti arus perputaran tersebut para bakul ini melakukan berbagai macam cara, memeras keringat, berjuang sekuat tenaga, dengan semangat kuat untuk memenuhi kebutuhan demi kelanjutan hidup yang semakin susah
Terkadang, motivasi kesuksesan membawa mereka untuk melakukan ritual-ritual tertentu demi mendapat sebuah keberuntungan.
Salah satunya adalah Ritual Kemukus
Di gunung kemukus inilah, terletak makam Pengeran Samudra yang dikeramatkan oleh kebanyakan orang . . . Banyak orang yang datang untuk ‘ngalap berkah’ di tempat ini … melakukan laku ritual tertentu sebagai syarat kesuksesan yang berujung pada uang, termasuk ritual sex di dalamnya
Bagaimanakah tata laku ritual para peziarah gunung Kemukus, terkait dengan motivasi dan spirit kapital dalam meraih kesuksesan yang diidamkan oleh setiap orang
Kemukus, dianggap oleh sebagian masyarakat Jawa sebagai tempat untuk mencari pesugihan. Berbagai ritual yang dilakukan di sini dipercaya akan mengantarkan orang pada kesuksesan duniawi … Tak ayal lagi, banyak orang yang dating, dengan harapan mendapatkan berkah dari Pangeran Samodra
Gunung kemukus terletak di desa Pendem, kecamatan Sumberlawang kabupaten Sragen, sekitar 30 kilometer sebelah utara kota Solo
Dulunya Kemukus merupakan sebuah nama ketinggian, yakni pegunungan atau bukit yang dikelilingi oleh sungai
Meski di musim kemarau, sawah yang terhampar di lereng bukit Kemukus tetap nampak hijau, namun saat musim hujan tiba sawah ini akan menjadi danau yang mengelilingi bukit Kemukus, tempat dimana pangeran Samudra di semayamkan
Banyaknya peziarah yang datang ke gunung ini menjadi penghasilan tersendiri bagi pemerintah setempat sekaligus masyarakat sekitar
Gunung kemukus ramai dikunjungi orang karena ditunjang oleh Kekuatan mitos yang berkembang di masyarakat
Pemerintah kabupaten Sragen memanfaatkan potensi makam ini, dengan mengelolanya sebagai kawasan pariwisata yang menghasilkan Fasilitas-fasilitas dibangun untuk menambah kemenarikan sekaligus menunjang kenyamanan bagi para pengunjungnya … tak heran, jika obyek wisata ini mampu menghasilkan Pendapatan Asli Daerah sebesar 170 juta pertahun
Sebagian Besar Penduduk di sekitar Gunung Kemukus ini adalah pendatang, bahkan hanya sekitar 10 persen saja yang merupakan penduduk asli, yang mana mata pencaharian mereka cenderung memanfaatkan sumber daya alam sekitar, seperti bercocok tanam, menjual bunga, jamu dan air sendang kepada peziarah
Sedangkan penduduk pendatang yang telah menetap di sini, lebih banyak melakukan aktivitas ekonominya dengan berwiraswasta, yakni membuka warung, penginapan, serta penitipan kendaraan yang lahannya mereka sewa dari penduduk asli ataupun membayar pajak kepada Pemerintah Desa
Ibarat sebuah ladang bagi penduduk Gunung Kemukus, Para peziarah ini harus dirawat dan dijaga dengan baik. Begitu pandainya para penduduk sekitar membina hubungan, dengan membantu peziarah merasa nyaman, sekaligus memudahkan mereka memperoleh keperluan yang dibutuhkan . . .
Rasa kekeluargaan antar penduduk sekitarpun terjalin dengan baik, dengan mengadakan kegiatan-kegiatan masyarakat yang bersifat sosial keagamaan, masyarakat disini terlihat sangat bersahabat. maka dari itu banyak peziarah merasa senang dan ‘krasan’ sehingga mereka menjadi langganan di salah satu warung atau penginapan penduduk sekitar kemukus
Antusias masyarakat untuk berziarah ke makam ini berlangsung di atas berbagai macam versi cerita tentang kisah Pangeran Samudra. Salah satu versi mengatakan bahwa sang pangeran adalah putra dari selir Prabu Brawijaya, raja Majapahit. Sedangkan versi yang lain mengatakan Pangeran Samudra adalah Putra dari Raden Fatah, yaitu raja Demak yang hidup pada akhir masa kerajaan Majapahit
Begitu pula cerita tentang kisah cinta sang pangeran yang terdapat beragam versi, Salah satu versi menyebutkan bahwa sang Pangeran memiliki hubungan cinta dengan Nyai Ontrowulan, ibu tirinya sendiri. Kini namanya menjadi nama sebuah sendang di lingkungan makam Pangeran Samudra. Demikianlah kisah yang menjadi awal dari berbagai ritual yang dilakukan oleh para peziarah agar permohonan mereka terkabul
Meskipun ada banyak perbedaan cerita tentang kisah Pangeran Samudra, tapi sama sekali tidak menjadikan makamnya sepi dari peziarah, terlebih pada malam Jumat Pon, Jumat Kliwon dan malam satu Syuro … Karena malam-malam ini di yakini sebagai malam yang baik untuk memanjatkan permohonan di makam Pangeran Samudra
Dari berbagai versi kisah pangeran Samudra itulah kemudian menjadi awal munculnya laku ritual yang dilakukan peziarah jika ingin permohonannya terkabul
Laku ritual peziarah dimulai di sendang atau sumber air, di sekitar makam terdapat dua sendang atau sumber air, sendang Ontrowulan dan sendang Taruno
Dua sendang ini memiliki fungsi yang berbeda. Di sendang Ontrowulan biasanya Peziarah akan mengambil air yang diyakini mengandung berkah, kebanyakan peziarah membawa air ini pulang, setelah sebelumnya didoakan oleh juru kunci sendang tersebut
Sedangkan di sendang Taruno peziarah akan menggunakan airnya untuk mandi setelah melakukan hubungan intim bersama pasangan masing-masing, yakni pasangan yang bukan isteri atau suaminya yang sah, yang di yakini sebagai bagian dari laku ritual di gunung kemukus ini
Para juru kunci di dua sendang ini akan menanyakan nama peziarah, asal daerah, dan tujuan yang diharapkan
Seperti ibu ini yang akan melakukan tahapan-tahapan laku ritual gunung Kemukus
Ia memulai laku ritual nya dengan pergi ke sendang Taruno, dengan memberi air yang berasal dari sendang, juru kunci mendokan ibu ini, dengan membakar kemenyan, menabur bunga dan membacakan do’a
Kemudian ia menuju sendang ontrowulan yang berjarak sekitar 50 meter, untuk melakukan ritual selanjutnya. Setiap tempat yang di kunjungi dibutuhkan bunga untuk kelengkapan laku ritual, bunga-bunga ini dibeli dari penduduk sekitar Kemukus yang berada di sekitarnya
Di sendang Ontrowulan juru kunci juga memanjatkan do’a dan memberkatkan air sendang pada kepulan asap kemenyan yang telah di persiapkan oleh juru kunci
Selanjutnya adalah ritual di makam pangeran samodra, dimana jalan menuju ke makam sedikit mananjak, dengan menaiki tangga
Dengan keyakinan dan kepercayaan yang mantap, segala harapan dan permohonan dipanjatkan dalam do’a di samping makam ini, Kesuksesan dalam menjalani hidup mendorong ibu ini untuk melakukan ritual di gunung kemukus yang diyakininya akan dapat mengantarkan kepada kesuksesan itu
Untuk kesempurnaan ritual di makam Pangeran Samudra, peziarah dianjurkan melakukannya sebanyak tujuh kali berturut-turut pada hari-hari tertentu, yakni tiap malam jumat pon, atau malam jumat kliwon. Diakhiri dengan mengadakan selamatan pada ritual ketujuh yang dipimpin oleh juru kunci
Setiap malam Jumat Pon atau malam Jumat Kliwon, para peziarah yang sebagian besar adalah pedagang kecil, berduyun-duyun datang ke gunung Kemukus ini … Tidak terbatas di Jawa Tengah saja asal mereka, orang dari luar pulau Jawa juga dapat dijumpai di sana
Dengan berbagai maksud dan tujuan orang datang ke sini, dari yang mencari pesugihan, kenaikan pangkat, mencari jodoh, ketenangan jiwa, sampai yang hanya bertujuan berwisata atau refreshing . . . karena pada hari-hari tertentu, akan banyak dijumpai pedagang kaki lima atau bahkan,, para PSK yang ikut memanfaatkan ramainya malam ritual di gunung kemukus. Meski tak semua peziarah sepakat melakukan ritual perselingkuhan
Pada malam – malam tertentu, dimana para peziarah melakukan ritual di gunung kemukus, serentak tempat ini menjadi ramai dengan kehidupan malamnya, seks diasumsikan menjadi bagian dari salah satu ritual yang dilakukan oleh para peziarah sebagai syarat agar permohonan mereka dapat terkabul, karena hal ini sangat erat dengan versi kisah tentang perselingkuhan Pangeran Samudra bersama ibu tirinya yang berkembang di masyarakat
Bagi yang percaya kebenaran ritual seks dan akan melakukannya disyaratkan untuk tidak melakukannya dengan pasangan resmi. Karenanya banyak pihak yang berperan disini, mulai dari para PSK, ataupun peran mucikari, warung-warung, sekaligus persewaan kamar yang ikut dari bagian penting dari kehidupan malam disini, maka tak heran apabila suasana di Gunung Kemukus lebih mirip dengan suasana di area prostitusi
Boleh dibilang tempat ini menjadi pasar untuk menuai keuntungan. Bagi para pedagang kaki lima yang menggelar dagangannya dengan beralaskan tikar, persewaan kamar sekaligus PSK yang memanfaatkan tujuan para peziarah ke makam Pangeran Samudra. Transaksi-transaksi seks yang dilakukan di tengah-tengah ramainya orang membuat mudahnya para penikmat keuntungan ini menjalankan aktivitasnya, seakan-akan seks dan perselingkuhan sah disini, karena tertutup oleh mitos ritual yang menjadi bagian dari berkah pangeran samodra
Bagi para PSK tempat ini menjadi surga yang menguntungkan … Uang justru mudah sekali dicari, tidak ada patroli polisi, dan dengan mudah mereka mencari orang untuk menggunakan jasanya, karena bagi sebagian orang, seks disini dianggap sebagai bagian dari kelengkapan ritual di gunung kemukus
Inilah seklumit gambaran tentang realitas masyarakat kita, dimana tergambar bahwa di gunung kemukus ini, orang memupuk spirit dan motivasi untuk menambah semangat dan keyakinan terhadap jalan usaha yang dilakoninya. Khususnya oleh para Kaum Bakul Jawa yang masih sangat menjunjung tinggi jalan mistis sebagai kekuatan tersendiri demi mendorong kesuksesan yang di inginkan oleh semua orang
Mengingat banyaknya jumlah orang yang datang, tidak dipungkiri jika kemukus telah menjadi pasar yang memiliki tingkat persaingan ketat, Maka tidak mengherankan jika setiap orang berupaya semaksimal mungkin untuk mendapat bagian dari perputaran kapital di sini, mulai dari para penduduk setempat, para PSK yang menjajakan kenikmatan cinta nya, sampai pada pihak pemerintah yang ikut andil di dalamnya
Secara sosiologis, fenomena pasar capital di balik ritual kemukus ini adalah berjalannya hubungan multi dimensi antar kepercayaan dan antusiasme kebutuhan ekonomi yang mendorong manusia untuk terus berusaha memenuhi berlangsungnya kebutuhan hidup yang terus berputar

Narasi Film Dokumenter
Spirit Kapital ‘Kaum Baku Jawa’ di balik Ritual Gunung Kemukus
Oleh : iqbal muttaqin (sutradara)





Setapak.jpg




Asri.jpg




Pintu.jpg




Tangga.jpg




ramai.jpg




Memanjatkan Do'a.jpg




Syukuran.jpg




suasana.jpg




Semua Kalangan.jpg




Botol Bekas.jpg




Sendang Taruno.jpg




langkah bareng.jpg




Di Sebuah Warung.jpg




DSCN1970.JPG




IMG_1219.JPG




Menghilangkan Capek.jpg




kerumunan.jpg




mengambil uang.jpg




bersandar.jpg




Senja.jpg

Prev: Model
Next: Gedung UIN Sunan Kalijaga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar